Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) mendatangi pendopo Bupati Jember, Jawa Timur, Rabu (5/5). Mereka memprotes pernyataan Bupati Jember MZA Djalal yang dinilai melecehkan Nabi Muhammad. Peristiwa itu terjadi saat Bupati menggelar bedah potensi desa di Kecamatan Silo. Ucapan itu kemudian memicu protes sejumlah kalangan, terutama kalangan ulama.
Sempat terjadi ketegangan antara pendemo dan polisi, karena mereka dilarang masuk pendopo. Ketegangan mereda setelah beberapa perwakilan diperkenankan menemui Bupati.
Dalam dialog itu, perwakilan pengunjuk rasa menuntut Bupati meminta maaf kepada umat Islam melalui media massa selama 41 hari. Menurut massa, Bupati telah melakukan penodaan agama.
Permintaan maaf Bupati tidak memuaskan pengunjuk rasa. Persoalan dianggap selesai, kata pengunjuk rasa, bila Bupati mau melakukan permohonan maaf di media nasional seperti tuntutan semula.
Klarifikasi MUI
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember, Jawa Timur, sudah memanggil Bupati Jember, MZA Djalal, terkait maraknya isu dan selebaran yang menyatakan bahwa Djalal telah melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
MUI Jember mengundang Djalal guna melakukan klarifikasi. Menurut KH Nasilun, MUI tidak menemukan adanya indikasi pelecehan terhadap Nabi Muhammad. Namun MUI menilai Djalal memakai idiom yang terlalu ekstrim, sehingga sebagian masyarakat tidak dapat menerima pernyataan itu.
"Baik dari keterangan para undangan maupun rekaman video yang kami saksikan, tidak kami temukan ucapan yang sengaja melecehkan Nabi Muhammad," paparnya.
Dugaan pelecehan bermula ketika Bupati Jember, MZA Djalal saat berada di acara Bedah Potensi Desa di Garahan Silo mengatakan Nabi Muhammad “sombong” ke tengah-tengah masyarakat. Beberapa kalimat Djalal di antaranya, "…Harus sombong Pak, Nabi Muhammad saja sombong, meski di rumah ada tamu dan nasi tinggal sepiring, nasi itu tetap dibagi untuk disuguhkan, sombong Pak. Tapi sombong yang bagus…"
Pernyataan itu disampaikan dalam bahasa Madura. Pernyataan itulah yang akhirnya memancing reaksi masyarakat setempat. (hidayatullah.com)