Ayat 1 dan 2, yaitu firman Allah ta’ala,
“Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan!: (al-Muddatstsir: 1-2)
Sebab Turunnya Ayat
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, “Saya menyendiri di Gua Hira selama sebulan. Setelah selesai, saya lalu bermaksud turun ke bawah. Ketika berada di pertengahan bukit, tiba-tiba terdengar sebuah suara memanggil, tapi saya tidak melihat seorang pun. Akan tetapi, tatkala saya mengangkat kepala, tiba-tiba terlihat malaikat yang sebelumnya mendatangi saya. Saya langsung bergegas pulang. Sesampainya di rumah, saya lalu berkata, ‘Selimuti saya!’ Allah lalu menurunkan ayat, “Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan!'”
Ayat 1-7, yaitu firman Allah ta’ala,
“Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji, dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.” (al-Muddatstsir: 1-7)
Sebab Turunnya Ayat
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari Walid ibnul-Mughirah membuat jamuan untuk orang-orang Quraisy. Tatkala mereka tengah makan, Walid berkata, “Apa pendapat kalian terhadap laki-laki ini (Muhammad)?” Sebagian lalu berkata, “Tukang sihir!” Akan tetapi, yang lain membantah, “Ia bukan tukang sihir!” Sebagian lain berkata, “Seorang dukun!” Akan tetapi, yang lain membantah, “Ia bukan dukun!” Sebagian berkata, “Seorang penyair!” Tetapi, lagi-lagi yang lain menyangkal, “Ia bukan penyair!” Sebagian yang lain lalu berkata, “Apa yang dibawanya itu (Al-Qur’an) adalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang terdahulu).”
Tatkala Rasulullah mendengar ucapan-ucapan tersebut beliau langsung merasa sedih. Beliau lantas menutup kepalanya serta menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Allah lalu menurunkan ayat, “Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan!” hingga ayat 7, “Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.”
Ayat 11, yaitu firman Allah ta’ala,
“Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya.” (al-Muddatstsir: 11)
Sebab Turunnya Ayat
Imam al-Hakim meriwayatkan suatu riwayat yang dinilainya shahih dari Ibnu Abbas, “Suatu ketika, Walid ibnul-Mughirah mendatangi Rasulullah. Beliau lantas membacakan beberapa potong ayat Al-Qur’an kepadanya. Hati Walid terlihat seperti tersentuh (terpengaruh) dengan ayat-ayat tersebut. Ketika kejadian itu didengar oleh Abu Jahal, ia langsung mendatangi Walid dan berkata, ‘Wahai Paman, sesugguhnya kaummu bermaksud mengumpulkan uang untuk diberikan kepadamu. Sesungguhnya engkau mendatangi Muhammad dengan maksud untuk menentang/merintangi apa (yang telah kita sepakati) sebelumnya.’
Mendengar hal itu, Walid lalu menjawab, “Sesungguhnya seluruh orang Quraisy mengetahui bahwa saya adalah orang yang paling kaya di antara mereka.’ Abu Jahal lantas berkata, ‘Jika demikian, ucapkanlah sesuatu yang menunjukkan kepada kaummu bahwa engkau mengingkari seruan Muhammad dan membencinya.’ Walid lalu menjawab, ‘Akan tetapi, apa yang harus saya katakan? Demi Allah, tidak ada seorang pun di antara kalian yang paling menguasai seluk-beluk syair dari saya, sebagaimana tidak ada yang lebih menguasai ilmu sajak, puisi, bahkan syair-syair jin ketimbang saya. Demi Allah, apa yang diucapkannya itu tidak sedikit pun menyerupai hal-hal tadi (syair, sajak, puisi dan lainnya). Demi Allah, kata-kata yang diucapkannya itu sungguh menawan dan menarik hati. Apa yang dikatakannya itu bersinar di atasnya dan bercahaya di bawahnya. Kata-kata tersebut mahaagung, tidak ada yang dapat menandinginya. Ia juga melibas habis apa yang ada di bawahnya.!’
Mendengar ucapan Walid itu, Abu Jahal menjawab, ‘Sungguh kaummu belum akan tenang sampai engkau mengucapkan sesuatu (yang mencela Muhammad).’ Walid lalu berkata, “Beri saya kesempatan untuk memikirkannya.’ Setelah berpikir beberapa lama, tiba-tiba Walid berkata, ‘Ini adalah sihir yang dipelajarinya dari orang lain!’ Tidak lama kemudian, turunlah ayat, “Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya.”
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan riwayat senada dari jalur yang lain.
Ayat 30, yaitu firman Allah ta’ala,
“Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” (al-Muddatstsir: 30)”
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi dalam kitab al-Ba’ts meriwayatkan dari Al-Barra’ bahwa beberapa orang Yahudi menanyakan kepada salah seorang sahabat Nabi saw. tentang para penjaga neraka. Sahabat tersebut lantas datang kepada Nabi saw. untuk menanyakannya. Pada saat itu juga turun ayat ini.
Ayat 31, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (al-Muddatstsir: 30)
Sebab Turunnya Ayat
Dari Abu Ishaq diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Jahal berkata, “Wahai sekalian warga Quraisy, Muhammad menyatakan bahwa bala tentara Allah yang nantinya akan mengazab kalian di neraka berjumlah sembilan belas, sementara kalian berjumlah sangat banyak. Mungkinkah seratus orang dari kalian tidak mampu menghadapi satu dari mereka!” Allah lalu menurunkan ayat ini.
Riwayat yang mirip dengan di atas juga diriwayatkan oleh Qatadah.
Diriwayatkan dari Suddi, “Ketika turun ayat 30, ‘Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga),’ seorang laki-laki dari Quraisy bernama Abu Asydaq berkata, ‘Wahai orang-orang Quraisy, janganlah kalian merasa gentar dengan sembilan belas malaikat tersebut. Dengan bahu kanan saya ini saja saya akan mengatasi sepuluh dari mereka, sementara yang sembilan lagi dengan bahu kiri.’ Allah lalu menurunkan ayat ini.”
Ayat 52, yaitu firman Allah ta’ala,
“Bahkan setiap orang dari mereka ingin agar diberikan kepadanya lembaran-lembaran (kitab) yang terbuka.” (al-Muddatstsir: 52)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Suddi yang berkata, “Mereka orang-orang kafir Quraisy) berkata, ‘Sekiranya Muhammad memang benar maka bisakah ia mendatangkan, ketika kita bangun dari tidur di pagi hari, sebuah lembaran yang di dalamnya tercantum pembebasan kita dari neraka?’ Tidak lama kemudian turunlah ayat ini.”
Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 602 – 606.