Doa keburukan dari seorang ibu kepada anaknya merupakan doa-doa yang mustajab. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Shalllahu alaihi wasallam bersabda,
ثلاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَات لاَ شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ المَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ المُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
“Tiga doa yang terkabulkan, yaitu: doa orang yang teraniaya, doa orang musafir, doa orang tua untuk anaknya.” (Hadits riwayat Ibnu Majah, no. 3862)
Namun atas izin Allah, doa yang tidak sengaja diucapkan dalam keadaan marah tidak akan terkabul. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ يُعَجِّلُ اللّٰهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ اِلَيْهِمْ اَجَلُهُمْۗ
“Dan kalau Allah menyegerakan keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pasti diakhiri umur mereka.” (Surah Yunus: 11)
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsir ayat ini, “Allah mengabarkan tentang kelembutan-Nya kepada para hamba-hamba-Nya. Bahwa Allah tidak mengabulkan doa keburukan yang mereka panjatkan untuk diri mereka, harta mereka, dan anak-anak mereka disaat mereka dilanda oleh amarah. Dan Allah mengetahui bahwa mereka tidak memiliki maksud untuk meminta keburukan. Oleh karena itu, Allah tidak mengabulkannya sebagai bentuk rahmat dan kelembutan-Nya kepada hamba-Nya.”
Akan tetapi bagi seorang ibu harus menghindari doa semacam ini karena Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam melarang doa keburukan untuk anak. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ، وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ، لاَ تُوَافِقُوا مِنَ اللَّهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ
“Janganlah Engkau mendoakan keburukan untuk dirimu sendiri. Janganlah Engkau mendoakan keburukan kepada anak-anakmu. Jangalah engkau mendoakan keburukan pada harta-hartamu. Agar (doa tersebut) tidak bertepatan dengan saat-saat di mana Allah memberikan dan mengabulkan doa dan permintaan kalian.” (Hadits riwayat Muslim no. 3009)
Walau bagaimanapun, terkabulnya doa ataukah tidak itu adalah urusan Allah. Yang harus kita perhatikan adalah bagaimana kita tidak membuat orang tua menjadi marah, dan bagaimana kita bisa berbuat baik, hormat, dan patuh kepada mereka dalam urusan kebaikan.
Sungguh hak seorang ibu sangatlah besar. Jika engkau bertaubat kepada Allah karena ketidakmampuanmu menjaga hak seorang ibu secara sempurna, kemudian engkau menjalankan kewajiban-kewajibanmu terhadap ibumu seperti berbuat ihsan dan berbakti, maka berhusnudzonlah kepada Allah karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun dan Maha Pemaaf. Allah Ta’ala berfirman,
رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا فِيْ نُفُوْسِكُمْ ۗاِنْ تَكُوْنُوْا صٰلِحِيْنَ فَاِنَّه كَانَ لِلْاَوَّابِيْنَ غَفُوْرًا
“Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang yang baik, maka sungguh, Dia Maha Pengampun kepada orang yang bertobat.” (Al-Isra’: 25)
Wallahu A’lam Bish-Shawab
Diterjemahkan dan diringkas dari https://www.islamweb.net/ar/fatwa/136410/ دعوة-الأم-على-ولدها-في-لحظة-غضب