Kesalahan-kesalahan Dalam Berdo’a

Kesalahan-kesalahan dalam berdoa banyak sekali. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mencampurkan doa dengan kesyirikan, seperti orang yang berdoa kepada pohon, kuburan, atau bahkan kepada orang. Doa adalah ibadah, barangsiapa yang menujukan ibadah kepada selain Allah, maka ia telah berbuat kesyirikan, sedangkan syirik adalah dosa terbesar. Dari Abdullah ibnu Mas’ud, ia bertanya kepada Rasulullah, “Dosa apa yang paling besar?” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

أَنْ تَجْعَلَ لِلّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ

“Engkau menjadikan sekutu (tandingan) bagi Allah, sedangkan Dia telah menciptakanmu.” (Hadits riwayat Bukhari no. 6313)

  1. Doa yang dilantunkan menggunakan wasilah-wasilah yang bersifat bid’ah, seperti bertawasul dengan dzat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam atau dengan kedudukannya. Agama Islam terbangun atas ittiba’ (mengikuti contoh), bukan membuat ajaran baru.
  2. Mengharapkan kematian atau berdoa agar dipercepat kematian saat tertimpa musibah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah rhadiyallahu anhu, bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لا يَتَمَنَّ أحَدُكُمُ المَوْتَ، إمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ، وَإمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ

“Janganlah seseorang dari engkau semua itu mengharapkan kematian. Jikalau ia seorang yang dapat berbuat baik, maka barangkali kebaikannya itu dapat ditambahkan olehnya dan jikalau ia berbuat keburukan, maka barangkali ia bertaubat kepada Allah.” (Muttafaqun alaihi)

  1. Berdoa untuk segera mendapatkan hukuman, yang lebih utama adalah berdoa agar mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seorang laki-laki muslim yang sedang sakit parah sampai kurus dan lemah seperti seekor burung kecil. Kemudian Rasulullah bertanya kepadanya,

هَلْ كُنْتَ تَدْعُو بِشَيْءٍ أَوْ تَسْأَلُهُ إِيَّاهُ

“Apakah kamu pernah berdoa ataupun memohon sesuatu kepada Allah?” Laki-laki tersebut menjawab, “Ya, saya pernah berdoa; ‘Ya Allah ya Tuhanku, apa yang akan Engkau siksakan kepadaku di akhirat kelak, maka segerakanlah siksa tersebut di dunia ini!” Mendengar pengakuannya itu, Rasulullah pun bersabda,

سُبْحَانَ اللَّهِ لَا تُطِيقُهُ أَوْ لَا تَسْتَطِيعُهُ أَفَلَا قُلْتَ اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Subhanallah, mengapa kamu berdoa seperti itu. Tentu kamu tidak akan tahan. Mengapa kamu tidak berdoa: ‘Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa neraka.” (Hadits riwayat Muslim 4853)

  1. Berdoa keburukan atas keluarga dan harta. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ؛ وَلاَ تَدعُوا عَلَى أوْلادِكُمْ، وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أموَالِكُمْ، لا تُوافِقُوا مِنَ اللهِ سَاعَةً يُسألُ فِيهَا عَطَاءً فَيَسْتَجِيبَ لَكُمْ

“Janganlah engkau semua berdoa keburukan pada diri sendiri, janganlah pula berdoa keburukan untuk anak-anakmu dan jangan pula berdoa keburukan untuk harta bendamu. Jangan sampai (saat berdoa buruk itu) kalian justru menepati suatu saat (mustajab) dimana begitu Allah diminta padanya dengan satu permintaan, Dia langsung mengabulkannya untuk kalian” (Hadits riwayat Muslim no. 3009)

  1. Berdoa agar diputuskan tali silaturahmi seperti berdoa agara seseorang bercerai dengan istrinya atau pisah dengan kerabatnya.
  2. Membatasi doa, dengan mengakatan, “Ya Allah, turunkalah hujan hanya di desa kami saja!”
  3. Meninggalkan adab saat berdoa, seperti berdoa dengan mengaitkan sesuatu yang tidak ada kaitannya. Berkata Imam Al-Khataby, “Tidak pantas seseorang berdoa, ‘Ya Allah rabb para binatang’ walaupun para binatang adalah ciptaan Allah.” (Sya’nud Du’a 153)
  4. Berputus asa dan tidak yakin bahwa doanya akan terkabul. Kebanyakan manusia, jika tertimpa dengan penyakit yang parah, ia berputus asa dan tidak berhusnu dzan kepada Allah Ta’ala.
  5. Berlebih-lebihan dalam meninggikan suara saat berdoa. Bisa jadi seseorang justru jatuh dalam perkara riya jika ia meninggikan suaranya.
  6. Berdo’a dengan doa, “Ya Allah, aku tidak meminta kepada-Mu untuk mengubah ketetapan itu, melainkan aku meminta kepada-Mu untuk membantuku dalam menghadapinya.” Ini salah karena Allah telah memerintahkan kita untuk meminta kepada-Nya untuk mengubah ketetapan, karena setiap musibah yang menimpa seseorang adalah ketetapan Ilahi.
  7. Doa yang tidak sesuai dengan niat dan doa yang teramat panjang.

Walllahu A’lam bish shawab

Diterjemahkan dan diringkas dari

https://islamqa.info/ar/answers/84912/اخطاء-تمنع-من-قبول-الدعاء