Dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Bukan dari golongan kami orang yang menampar-nampar pipi, mengoyak-ngoyak baju dan meratap dengan ratapan Jahiliyyah’,” (HR Bukhari [1294] dan Muslim [103]).
Dari Abu Burdah bin Abi Musa, ia berkata, “Abu Musa menderita sakit hingga tak sadarkan diri, sementara kepalanya tersandar di pangkuan isterinya.j la tidak mampu membalas perkataan isterinya. Setelah sadzrkan diri ia berkata, ‘Aku berlepas diri dari perkara yang Rasulullah saw. berlepas diri darinya. Sesungguhnya Rasulullah saw. berlepas diri dari wanita yang mencukur rambutnya saat tertimpa musibah dan wanita yang merobek-robek bajunya ketika tertimpa musibah’,” (HR Bukhari [1296] dan Muslim [104]).
Dari Usaid bin Abi Usaid r.a. dari seorang wanita yang ikut berbai’at, ia berkata, “Di antara isi bai’at yang diambil oleh Rasulullah saw. dari kami dalam perkara ma’ruf adalah, jangan mendurhakai beliau dalam perkara ma’ruf, jangan merusak wajah, jangan meraung-raung dan jangan menjambak-jambak rambut,” (Hasan, HR Abu Dawud [3131] dan al-Baihaqi [IV/64]).
Dari Abu Umamah r.a, “Bahwasanya Rasulullah saw. melaknat wanita yang merusak wajahnya, yang mengoyak-ngoyak bajunya dan meraung-raung sambil mengutuk dan mencela diri.” (Shahih, HR Ibnu Majah [1585], Ibnu Hibban [3156], Ibnu Abi Syaibaj [III/290] dan ath-Thabrani dalam al’Kabiir’tf [775]).
Dari Jabir bin ‘Abdillah r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. meraih tangan ‘Abdurrahman bin ‘Auf r.a. dan membawanya menemui putera beliau, Ibrahim. Beliau mendapati puteranya itu sedang berjuang melawan maut. Beliau mengambilnya dan meletakkannya dalam pangkuan beliau kemudian beliau menangisi ‘Abdurrahman berkata kepada beliau, ‘Apakah anda menangis wahai Rasulullah? Bukankah anda telah dilarang darinya?’ Rasulullah saw. berkata, ‘Tidak, akan tetapi yang dilarang adalah dua jenis ratapan yang bodoh dan tak terpuji. Ratapan ketika ditimpa musibah, menampar-nampar wajah, mengoyak-ngoyak pakaian, dan jeritan syaitan,” (Shahih, HR Tirmidzi [1005]).
Kandungan Bab:
- Haram hukumnya mengoyak-ngoyak pakaian, mengangkat suara sambi menangis, mencukur rambut ketika musibah, menampar-nampar waja dan meraung-raung sambil mengutuk dan mencela diri.
- Sikap dan perbuatan tersebut bukan termasuk ajaran Islam karena termasuk perangai Jahiliyyah.
- Sekedar menangis, berlinang air mata dan bersedih hati adalah peri kara biasa yang tidak dilarang oleh syari’at. Karena hal itu merupakan ungkapan rasa kasih sayang yang Allah selipkan ke dalam hati hamba-hamba-Nya.
- Memanjangkan jenggot selama beberapa hari seperti yang dilakukani oleh sebagian kaum pria sebagai ungkapan rasa belasungkawa atas ke-matian seseorang hukumnya haram, dilihat dari beberapa sisi:
- Memanjangkan jenggot di sini tujuannya bukanlah untuk mengamal-kan Sunnah Rasulullah SAW karena mereka sudah terbiasa mencukur jenggot. Sementara hukum asalnya adalah larangan mencukurnya dan perintah untuk memeliharanya.
- Termasuk dalam kategori menggerai-gerai rambut yang dilarang.
- Perbuatan bid’ah dalam againa dan membuat syariat baru yang tidak diizinkan oleh Allah. Setiap bid’ah pasti sesat meskipun orang-orangj memandangnya baik.
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 1/601-602.