Syarah Asmaul-Husna: Asy-Syaafi

Asy Syafi

99. Asy-Syaafi (Yang Menyembuhkan)

Allah, Dia Yang Maha Menyembuhkan. Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallahu ‘anhaa bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan untuk sebagian keluarganya sambil mengusap dengan tangan kanannya dan berdoa, “Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan sembuhkanlah. Engkau Yang Maha Menyembuhkan, tiada kesembuhan, kecuali penyembuhan dari Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit yang lain.”

Allah, Dia Yang menyembuhkan dari segala macam penyakit dan keraguan. Kesembuhan ada dua macam;

Pertama, kesembuhan hati dan ruh. Allah ta’alaa berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus: 57)

Nasihat adalah apa-apa yang ada dalam Al-Qur’an berupa ancaman dari perbuatan keji dan juga ancaman dari perbuatan yang membawa kepada kemurkaan Allah, yang membawa kepada siksa-Nya. Nasihat adalah perintah dan larangan dengan cara memberi motivasi. Di dalam Al-Qur’an, terdapat kesembuhan penyakit yang ada di dalam dada, seperti penyakikt syubhat, keraguan, syahwat, serta menghilangkan yang ada di dalamnya seperti perbuatan keji dan kotoran yang menempel di hati. Menjadikan hamba memilki harapan dan rasa takut. Apabila dalam hati ditemukan harapan untuk mendapatkan kebaikan dan takut dalam melakukan kejahatan dan keduanya terus bertambah dan datang berulang-ulang kepadanya. Hal itu mengharuskan didahulukannya kehendak Allah di atas kehendak hamba. Jadilah pekerjaan yang menyebabkan ridha Allah lebih disukainya daripada keinginan dirinya. Seperti itu pula yang ada padanya dari hujjah dan dalil-dalil yang disampaikan oleh Allah dan telah dijelaskan-Nya dengan sejelas-jelasnya, yang dapat menghilangkan ketidakjelasan yang menodai kebenaran dan bisa membawa hati kepada keyakinan yang tinggi. Jika hati sudah baik, niscaya semua anggota tubuh akan mengikutinya karena anggota tubuh menjadi baik dengan baiknya hati dan menjadi rusak dengan rusaknya hati.

Al-Qur’an adalah petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman. Petunjuk dan rahmat ini hanya untuk orang yang benar dan yakin, sebagaimana firman Allah ta’alaa, “Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.” (Al-Israa’: 82)

Kedua, pengobatan untuk badan, sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur’an merupakan penawar ruh dan hati, maka ia juga merupakan penawar bagi tubuh dari berbagai macam penyakit. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radliyallahu ‘anhu bahwasanya segolongan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke sebuah perkampungn Arab Badui, namun mereka tidak memberikan jamuan kepada mereka. Pada saat itu pimpinan mereka disengat binatang berbisa. Kemudian mereka datang kepada para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Apakah ada di antara kalian yang memiliki obat atau yang bisa mengobati penyakit?”

Mereka menjawab, “Kalian tidak memberikan jamuan kepada kami. Kami tidak akan melakukannya, kecuali jika kalian memberikan kepada kami upah.”

Maka penduduk kampung itu menjanjikan kepada mereka untuk memberikan beberapa ekor kambing. Seorang di antara sahabat nabi membaca al-Faatihah lalu ia mengumpulkan air liurnya dan meludah. Orang itu sembuh dengan izin Allah. Mereka menerima kambing yang dijanjikan dan berkata, “Kami tidak akan mengambilnya sebelum bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pun tertawa lalu bersabda, “Dari mana kamu tahu bahwa itu adalah ruqyah? Ambillah dan berilah aku satu bagian.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Benar, berobatlah wahai hamba Allah. Allah tidak meletakkan satu penyakit, kecuali meletakkan baginya penawar atau obat. Melainkan satu penyakit.” Mereka bertanya, “Apakah itu benar ya Rasulullah?” beliau bersabda, “Penuaan.”

Dari Ibnu Mas’ud Radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Allah tidak menurunkan satu penyakit kecuali menurunkan baginya obat, mengetahui orang yang mengetahuinya dan tidak mengetahuinya orang yang tidak mengetahuinya.”

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata, “Hadits-hadits ini mengandung ketetapan adanya sebab dan akibat serta mematahkan pendapat orang yang mengingkarinya. Allah telah menjadikan obat untuk menyembuhkannya, tetapi Dia meliputi ilmu tentang hal itu dari manusia dan tidak memberikan jalan pengetahuan tentang hal itu kepada mereka karena semua makhluk tidak memiliki ilmu, kecuali yang diajarkan oleh Allah.

Allah adalah Asy-Syaafi yang menyembuhkan siapa yang dikehendaki-Nya dan meliputi pengetahuan tentang obat, suatu penyakit yang tidak Dia inginkan kesembuhan.

Semoga rahmat, kesejahteraan, dan keberkahan senantiasa tercurah kepada hamba dan Rasul-Nya serta pilihan-Nya dari semua manusia. Orang yang diamanahi atas wahyu-Nya, Nabi dan Imam kita, Muhammad bin Abdillah dan juga atas keluarga dan shahabatnya serta setiap orang yang mengikuti jejak langkahnya sampai hari Akhir.

Sumber: DR. Sa’id Ali bin Wahf al-Qahthani. Syarah Asma’ul Husna”. Terj. Abu Fatimah Muhammad Iqbal Ahmad Ghazali. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi’i. 2005.