Syaikh Hafidz Salamah menegaskan bahwa kondisi Mesir tidak akan stabil hingga diterapkan syari’at Allah, karena seluruh umat telah sepakat untuk menegakkan syari’at yang telah ditetapkan oleh Allah. Dalam firman-Nya, “Tidak ada hukum melainkan hukum Allah“.
Dalam pidatonya di Tahrir Square, Jum’at (29/07), Syaikh Salamah mengatakan, “Mesir adalah (negara) Islam dan akan bernaung di bawah hukum Islam. Kami tegaskan bagi kaum minoritas untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir, karena syari’at akan memberikan hak mereka secara penuh sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh kaum minoritas. Sesungguhnya syari’at Allah memberikan setiap hak pada tempatnya.”
“Mesir tidak lagi membutuhkan undang-undang baru, karena telah memiliki undang-undang Islam yang siap digunakan. Ketika dunia ini tertimpa krisis global, ekonomi dunia secara berbondong-bondong beralih ke ekonomi Islam, karena itu adalah syari’at Allah,” tambahnya sebagaimana dikutip oleh Islammemo.cc, Jum’at (29/07).
Syaikh Salamah meminta supaya Mesir menegakkan undang-undang yang telah ditetapkan oleh Allah. Karena kalau tidak, penduduk Mesir akan mengambil paksa kekuasaan dari tangan mereka.
Dalam aksi unjukrasa itu, ribuan penduduk Mesir meneriakkan slogan-slogan yang meminta supaya diterapkannya syari’at Islam di negara mereka. Di antara slogan yang selalu mereka teriakkan adalah, “Masyarakat menginginkan ditegakkannya syari’at Allah”, “Islam-Islam, bukan Liberal serta Sekuler”, dan lain sebagainya.
Aksi unjukrasa di Tahrir Square diikuti oleh ribuan penduduk Mesir. Dalam aksinya, mereka mengajak keluarga dan anak-anak mereka. (Fani/ism)