Pemerintah Afghanistan melarang para wartawan meliput terjadinya pertempuran antara pemerintah dengan mujahidin Taliban. Alasannya, peliputan hanya akan menambah semangat para mujahidin, dan akan timbul persepsi bila pemerintah Afghanistan tak mampu menghadapi Taliban. "Liputan langsung tidak akan menguntungkan pemerintah, tapi justru menguntungkan musuh," tutur Pejabat Keamanan Afghanistan, Sa'id Anshari.
Masih khawatir kedoknya terbongkar, pihak keamanan pun melarang para wartawan untuk meliput terjadinya perang meskipun dari jarak jauh.
Kekhawatiran berlebih itu pun akhirnya menuai banyak kritikan dan kecaman.
"Pemerintah tidak perlu menutupi kelemahannya dengan melarang berbagai media untuk meliput berita," tegas seorang pengamat asal Afghanistan, Laila Nuuri.
Taliban Seru Berbagai Media untuk Memberitakan Kejadian yang Sebenarnya Terjadi di Afghanistan
Beberapa hari setelah dimulainya operasi militer oleh tentara Afghanistan dan NATO di Marjah, Helmand, Taliban serukan kepada para wartawan untuk pergi langsung ke Marjah. Seruan itu bertujuan supaya mereka dapat melihat dengan kedua mata mereka secara langsung kejadian yang sebenarnya terjadi.
"Sudah menjadi rahasia umum, musuh telah memaksa dan menyuap berbagai media dunia untuk memberitakan kebaikan-kebaikan mereka saja. Dengan cara ini, mereka dapat menutupi kegagalan yang mereka alami di Marjah, Helmand," ungkap Taliban.
"Kejadian sebenarnya, sejak pertama kali operasi militer dimulai hingga sekarang, para penjajah belum pernah meraih kemenangan. Ketika mereka mendarat di salah satu titik di Marjah dengan dibantu oleh Helikopter, mereka langsung dikepung di tempat itu dan tidak mampu untuk keluar dari persembunyian mereka. Ketika mereka mencoba bergerak ke suatu arah, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan serangan rudal dan ledakan-ledakan keras yang luncurkan oleh para mujahidin. Akhirnya, mereka pun terpaksa mundur," tambah Taliban. "Para musuh juga telah kehilangan semangat mereka. Para penduduk di wilayah itu menjadi saksi bahwa para penjajah menangis dengan suara yang keras. Sehingganya, kalau tentara penjajah mau memberi izin kepada para wartawan untuk pergi langsung menyaksikan hal itu, pasti berita langka dan menakjubkan akan terungkap," jelas Taliban. (Ism/Fani)