Empat orang pemuda Prancis tiba-tiba datang dan membuat kekacauan di salah satu masjid jami' di Prancis, Oobernih. Keempat pemuda yang umurnya berkisar 20 tahunan itu memanjat menara masjid dan merusak bulan sabit serta tiangnya yang berada di ujung menara. Melihat kejadian itu, para tetangga masjid bergegas mencegah perbuatan itu. Namun, keempat pemuda itu berhasil melarikan diri setelah merusak bulan sabit pada menara masjid jami' itu. Pasca kejadian itu, Majelis Ulama Prancis mengecam tindakan itu. Menurutnya, perbuatan itu merupakan tindakan kriminal model baru dan itu merupakan bentuk provokasi serta sifat dengki terhadap agama Islam.
Kasus serupa sebelumnya juga pernah terjadi. Pada September 2008, jendela utama masjid dan bulan sabit yang ada di menara juga dirusak oleh sekelompok pemuda.
Tindakan Rasis dan Anti Islam
Berbagai simbol dan tulisan 'ala Nazi dan ekspresi rasisme serta anti Islam ditemukan tertulis di dinding salah satu masjid yang ada di Kota Santiian.
Menurut laporan dari berbagai media Prancis, ditemukan sekitar 12 kata-kata rasis dan anti Islam di diding masjid. Di antaranya seperti kata, "Kotoran hitam", "Prancis hanyalah untuk warga Prancis", "Tidak ada tempat bagi orang-orang Arab di sini" dan masih banyak ungkapan rasis lainnya.
Sepekan yang lalu, peristiwa serupa juga terjadi. Tulisan rasis dan anti Islam ditemui tertulis di dinding masjid yang ada di Kota Kribi en-Valois. Tulisan rasis itu berbunyi, "Keluar Islam dari Eropa!" dan "Prancis hanylah untuk warga Prancis".
Seringnya terjadi kasus rasisme dan anti Islam itu, Majelis Ulama Prancis didesak untuk segera mengusut tuntas kasus itu dan mengadakan pembicaraan dengan pemerintah seputar tindakan rasis dan anti Islam. (Ism/Fani)