Jawaban:
Seorang wanita yang sedang haid boleh membaca Al-Qur’an jika untuk keperluan tertentu, seperti seorang pengajar yang harus membaca Al-Qur’an untuk kepentingan mengajar, atau seorang siswa yang membaca Al-Qur’an untuk kepentingan belajar. Atau mengajari anak-anaknya yang masih kecil dan sudah besar, maka dia boleh membacakan beberapa ayat Al-Qur’an kepada mereka dan mereka menirukannya. Yang jelas, jika seorang wanita haid memang perlu membaca Al-Qur’an, maka dia boleh membacanya tanpa berdosa, begitu juga jika dia takut lupa hapalannya, maka dia boleh membacanya untuk mengingat. Hal semacam itu tidak apa-apa dilakukan walaupun haid. Bahkan sebagian ahlul ilmi berpendapat, “Boleh hukumnya bagi wanita haid untuk membaca Al-Qur’an secara mutlak tanpa hajat.”
Sebagian lain berpendapat, “Haram baginya membaca Al-Qur’an walaupun untuk keperluan tertentu.”
Dari ketiga pendapat di atas menurut kami, wanita haid yang perlu membaca Al-Qur’an, seperti untuk mengajar, belajar atau takut lupa, hukumnya boleh membaca Al-Qur’an dan tidak berdosa.
Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 270 – 271.