Cara Menepis Rasa Sombong

Jangan Sombong8

Sombong dapat diusir dengan menyadari bahwa Allah Swt. menciptakan nenek moyang dari lumpur hitam dan menciptakan keturunannya dari nutfah yang diproses dalam tempat yang hina. Ia harus menyadari bahwa Tuhan telah membuatnya ada dari asalnya tiada, membuatnya mendengar setelah sebelumnya tuli, membuatnya berbicara setelah sebelumnya bisu, memberinya akal yang membuatnya mengerti sifat- sifat, dan mengeluarkannya dari rahim ibunya dalam keadaan lemah, tak berdaya, dan tidak tahu apa-apa. Ia lalu dididik hingga dewasa, dan kotoran selalu ada pada dirinya, seperti kencing, tinja, keringat, dan ludah. Adakalanya ia ingin mengingat tapi malah lupa, ingin pintar tapi malah bodoh, ingin perkasa tapi malah lemah, ingin hebat tapi malah tak berdaya, ingin kaya tapi malah miskin. Ia tidak sanggup mereguk manfaat dan menghindari bahaya. Anehnya, ia sering menyombongkan diri, berani menantang Allah Swt., tidak mensyukuri rahmat-Nya, tidak merenungkan nikmat-Nya, dan tidak malu kepada-Nya! Ia tidak sadar bahwa semua perbuatannya dari yang paling sepele hingga yang paling besar akan ditanyai. Betapa takutnya ia ketika semua perbuatan buruknya dipertunjukkan, atau bahkan ketika mengingat kesendiriannya dalam kubur dengan ditinggalkan harta dan anak-anaknya, sementara jasadnya hancur dan ia tidak bisa apa-apa. Dengan mengingat semua ini, manusia insya Allah sadar bahwa kesombongan hanya berhak dimiliki oleh Sang Maha Kekal yang tidak pernah mati dan tidak serupa dengan apa pun. Maha Suci Zat Yang berselimut keagungan dan berselendang kesombongan. Barang siapa berusaha menyaingi-Nya, ia sangat pantas mendapat azab yang pedih. Orang yang takut terjangkit ujub harus benar-benar memperhatikan jiwanya. Kala terlintas rasa sombong, ingatlah terhadap semua hal di atas. Jika tidak mempan, ingatlah ancaman dan siksa- Nya.
Apabila Anda merasa sombong dalam berdiskusi atau sombong untuk bertanya kepada orang yang lebih bodoh, usirlah perasaan itu hingga Anda bisa menerima kebenaran dari orang itu atau mengakui kebenaran lawan diskusi Anda. Paksalah diri Anda untuk melakukan perbuatan halal kendati remeh! Jangan malu untuk memenuhi seruan baik walaupun penyerunya adalah budak miskin! Kunjungilah orang-orang lemah dan fakir meskipun nasab dan derajatnya lebih rendah! Jangan ragu untuk mengingat asal-usul Anda kendati hina! Jangan malu mengenakan pakaian jelek dan menikmati makanan sederhana! Singkatnya, jauhilah semua perbuatan yang identik dengan kesombongan dan keangkuhan!
Kalau Anda ragu apakah Anda tawaduk atau tidak, ujilah batin Anda dengan melakukan semua aktivitas di atas. Kalau enggan dan merasa tidak pantas, Anda sombong tapi merasa tawaduk. ‘Abd Allah ibn Salam menguji batinnya dengan mencari dan memanggul sendiri kayu bakar.
Kesombongan amat potensial membuat seseorang berpura-pura dengan ilmu yang tak dimiliki dan ibadah yang tak dilakukan, mengaku-aku keturunan terhormat, atau tidak bersilang pendapat dengan para ulama supaya terlihat setara atau lebih pintar daripada mereka. Semua ini dilakukan karena khawatir derajatnya turun di mata orang lain. Kadang hawa nafsu mencegahnya untuk bertanya karena malu. Inilah rasa sombong yang berusaha diubah menjadi rasa malu. Ini bisa dihilangkan dengan kiat-kiat di atas.
Sumber: Belajar Ikhlas, Izzuddin Ibn Abdissalam, hal 208-210