Cara untuk bisa menghapus dosa di dunia adalah dengan bertaubat dan beristighfar. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala,
وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِه وَيَعْفُوْا عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَۙ
“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Asy-Syura: 25)
Dan sebagaimana firman-Nya,
وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ اُولٰۤىِٕكَ جَزَاۤؤُهُمْ مَّغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَجَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ وَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَۗ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.” (Ali-Imran 135-136)
Dan sebagaimana firman-Nya,
اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
“Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Al-Furqan: 70)
Imam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa balasan dari dosa dapat dihilangkan dengan melaksankan 10 hal, di antaranya:
Pertama, dengan melaksankan taubat. Hal ini telah disepakati oleh seluruh kaum muslimin.
Kedua, dengan beristighfar kepada Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إذا أذنب عبد ذنبا فقال: أي رب أذنبت ذنبا فاغفر لي، فقال: علم عبدي أن له ربا يغفر الذنب ويأخذ به قد غفرت لعبدي
“Dahulu, ada seorang yang telah berbuat dosa. Setelah itu, ia berdoa dan bermunajat; ‘Ya Allah, ampunilah dosaku! ‘ Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: ‘Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa atau memberi siksa karena dosa. Dan sungguh aku telah mengampuninya.”
Ketiga, dosa bisa dihilangkan dengan melakukan banyak perbuatan baik. Allah berfirman,
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (Hud: 114)
Berkata Imam Al-Thabary, “Sesungguhnya kembali kepada ketaatan dan beramal dengan amal yang diridhainya akan menghilangkan keburukan maksiat dan menghapuskan dosa.” (Tafsir Ath-Thabary12/611)
Dan hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam,
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (Hadits riwayat At-Tirmidzi: 1987)
Keempat, sabar tatkala tertimpa musibah juga akan menghilangkan dosa. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud berkata, “Aku datang menemui Nabi SAW yang sedang demam hebat saat itu. Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, engkau terkena demam hebat.’ Beliau menjawab,
أَجَلْ، إِنِّي أُوعَكُ كَمَا يُوعَكُ رَجُلاَنِ مِنْكُمْ
Aku bertanya, ‘Apakah karena engkau mendapatkan dua pahala?’, Beliau menjawab,
أَجَلْ، ذَلِكَ كَذَلِكَ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى، شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا سَيِّئَاتِهِ، كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Benar, karena itu. Dan, tidaklah seorang muslim terkena hal yang menyakitkan – duri atau yang lain – kecuali Allah ampuni kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon yang merontokkan dedaunannya.” (Hadits riwayat Bukhari 5648 dan Muslim 2571)
Wallahu A’lam Bish Shawab