Cara Untuk Bersabar Ketika Didzalimi dan Ketika Mendapatkan Musibah

Teenage girl with praying. peace, hope, dreams concept.

Sabar adalah menjaga diri dari berkeluh kesah kepada selain Allah. Sabar juga dapat diartikan dengan menyerahkan segala urusan kepada Allah tanpa protes akan keputusan-Nya. Sifat sabar wajib dimiliki oleh setiap muslim terutama saat mereka tertimpa musibah. Sungguh Allah sangat memuliakan orang yang mampu untuk bersabar, dan Allah telah menyiapkan balasan yang besar bagi mereka. Sabar adalah ibadah yang agung dan kedudukan yang amat sangat mulia. Para nabi dan orang-orang shalih selalu disifati dengan karakter penyabar. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Surah Al-Baqarah 155-157)

Ada beberapa sarana untuk bisa bersabar dari kedzaliman manusia dan dari ujian yang Allah berikan, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Hendaknya seseorang tahu betapa besarnya pahala dari kesabaran saat tertimpa musibah dan betapa besarnya balasan di sisi Allah Ta’ala. Allah berfirman,

اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)

    1. Hendaknya seseorang ingat bahwa musibah yang diberikan diberikan oleh Allah berfungsi untuk menghapuskan kesalahan dan dosa yang pernah ia kerjakan dan untuk meninggikan derajat seseorang. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاه

“Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampaipun duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya” (Hadits riwayat Bukhari no. 5641 dan Muslim no. 2573)

  1. Hendaknya seseorang mengimani bahwa ujian dan musibah adalah takdir dan keputusan yang telah Allah tentukan sebelumnya. Sedangkan mengimani keputusan Allah adalah bagian dari rukun iman. Maka wajib bagi setiap muslim untuk mengimani keputusan Allah tersebut dan tidak menentangnya. Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu berkata kepada anaknya,

يَا بُنَىَّ إِنَّكَ لَنْ تَجِدَ طَعْمَ حَقِيقَةِ الإِيمَانِ حَتَّى تَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ

“Wahai anakku sayang, sesungguhnya kamu tidak akan pernah mendapati rasa hakikat keimanan sehingga kamu mengetahui bahwa apa yang menimpamu (yang sudah ditakdirkan) maka tidak akan pernah meleset darimu dan apa yang belum menimpamu (yang belum ditakdirkan) maka tidak akan terkena kepadamu.” (Hadits riwayat Abu Daud no. 4700 dan At-Tirmidzi no. 2155)

  1. Hendaknya seseorang mengerti bahwa musibah adalah ujian dari Allah, dan bersabar atasnya adalah kewajiban yang Allah bebankan kepada hamba-Nya. Dan hendaknya ia paham bahwa seseorang yang tidak mampu bersabar menunjukkan bahwa ada kekurangan dan kecacatan dalam keimanannya. Sungguh Allah Ta’ala telah menyifati orang yang beriman dengan sifat sabar, dan sungguh Allah telah memerintahkan kepada mereka untuk menjadi orang yang bersabar dan meneguhkan kesabarannya. Allah Ta’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu).” (Surah Ali Imran: 200)

  1. Hendaknya seseorang paham bahwa musibah dan kedzaliman yang menimpanya terlihat seperti keburukan yang ia tidak sukai, namun pada dasarnya musibah adalah kebaikan baginya di akhirat jika ia bersabar. Allah Ta’ala berfirman,

وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

“Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Surah Al-Baqarah: 216)

  1. Hendaknya seseorang tahu bahwa segala sesuatu yang datang dari Allah adalah kebaikan, dan bahwa segala perkara yang dialami oleh orang yang beriman adalah kebaikan. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu baik baginya. Dan apabila dia mendapatkan musibah dia sabar dan itu baik baginya.” (Hadits riwayat Muslim no.5318)

Dengan mengetahui hal tersebut dan menanamkannya di dalam hati, maka in sya Allah seseorang akan mampu melazimi sabar dalam setiap keadaan.

Wallahu A’lam bish Shawab