Benarkah Banyak Kematian pada Bulan Sya’ban

Yang terdapat dalam atsar adalah bahwa nama-nama yang tertulis waktu kematiannya dalam satu tahun diwahyukan kepada malaikat kematian pada bulan Sya’ban. Nama-nama mereka diberitahukan dalam lembaran (catatan) dari sisi Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Atau atsar yang menjelaskan bahwa takdir tahunan untuk usia manusia ditulis pada bulan Sya’ban. Maka kematian ditetapkan pada bulan ini sesuai dengan apa yang ada dalam atsar (riwayat) ini. Akan tetapi, seluruh atsar dan riwayat ini lemah sehingga tidak bisa dijadikan sebagai hujjah dan pedoman.

Al-Qadhi Abu Bakar ibnu Al-Araby rahimahullah berkata: “Terkait dengan masalah nisfhu Sya’ban (pertengahan Sya’ban) tidak ada hadits yang dijadikan rujukan. Tidak dalam masalah keutamaan, tidak juga dalam hal menulis ajal di dalamnya, maka tidak perlu diperhatikan.” (Ahkamul Qur’an, 4/117)

Dibawah ini adalah beberapa atsar yang menyatakan bahwa ajal ditulis dan dibagikan pada bulan Sya’ban beserta status atsar tersebut.

  1. Imam As-Suyuthi rahimahullah berkata: “Diriwayatkan dari Ibnu Jarir, Ibnu Munzir, Abu Hatim dari jalur periwayatan Muhammad bin Sauqah dari Ikrimah (terkai dengan penafsiran) ayat:

فِيۡهَا يُفۡرَقُ كُلُّ اَمۡرٍ حَكِيۡمٍۙ

“Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Surah Ad-Dukhan: 4)

Mereka berkata, ‘(Yang dimaksud adalah) malam pertengahan Sya’ban, (pada malam itu) ditetapkan urusan selama setahun, dicatat yang hidup dan yang mati, juga dicatat yang (menunaikan) haji. Tidak ditambah dan tidak dikurangi seorang pun di antara mereka.’ Pendapat ini bertentangan dengan pendapat yang benar dari mayoritas ulama salaf yang menafsiri ayat tersebut, bahwa yang dimaksud adalah Lailatul Qadar.

  1. Ibnu Zanzawaih dan Ad-Dailami meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

تقطع الآجال من شعبان إلى شعبان، حتى إن الرجل لينكح ويولد له وقد خرج اسمه في الموتى

“Ajal (umur) diputuskan dari Sya’bah ke Sya’ban. Hingga seseorang (dikala) menikah dan mempunyai anak maka namanya sudah keluar (dalam catatan) orang yang mati.” 

Hadits ini dilemahkan oleh Imam Asy-Syaukany dalam Fathul Qadir, 4/801. Bahkan hadits ini dianggap munkar oleh Syaikh Al-Albany dalam Silsilah Adh-Dhaifah. Sehingga tidak dapat digunakan sebagai hujjah untuk mengatakan bahwa kematian manusia ditulis pada bulan Sya’ban.

  1. Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dari Aisyah radhiallahu anha sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sering berpuasa pada bulan Sya’ban. Maka saya bertanya kepadanya tentang masalah tersebut, maka Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya pada bulan itu, Allah telah menetapkan jiwa yang mati pada tahun itu, dan aku ingin ketika ajal menjemput, aku dalam kondisi berpuasa.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya 8/311. Di dalam sanad hadits ini terdapat Suwaid bin Said Al-Hadatsany, Muslim bin Khalid Az-Zinjy dan Turaif. Mereka semua adalah perawi yang lemah sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab yang membahas perawi hadits.

  1. Ad-Dainury meriwayatkan dalam kitab Al-Mujalasah dari Rasyid bin Sa’ad sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

في ليلة النصف من شعبان يوحي الله إلى ملك الموت بقبض كل نفس يريد قبضها في تلك السنة

“Pada malam pertengahan Sya’ban, Allah memberikan wahyu kepada malaikat maut untuk mencabut setiap jiwa yang ingin dicabutnya pada tahun itu.”

Hadits ini juga mursal, tidak disebutkan sahabat nabi yang meriwayatkan. Hadits ini dilemahkan oleh Al-Albany dalam kitab Dhaif Al-Jami’ no. 4019)

  1. Ibnu Jarir dan Baihaqi meriwayatkan dalam Syuabul Iman dari Az-Zuhri dari utsman bin Muhammad bin Mughirah bin Al-Akhnas, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Ajal (umur) diputuskan dari Sya’bah ke Sya’ban. Hingga sampai seseorang (dikala) menikah dan mempunyai anak maka namanya sudah keluar (tercatat dalam catatan) orang yang mati.”

Syaikh Al-Albany mengomentari hadits tersebut dalam kitab As-Silsilah Ad-Dhaifah bahwa hadits tersebut adalah munkar.

Kesimpulannya, tidak ada satu hadits shahih yang menyatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan yang ditulisnya ajal manusia, dibagikan kepada malaikat maut, dan dicabutnya nyawa manusia sehingga hal tersebut tidak bisa ditetapkan.

Wallahu A’lam Bish Shawab

Sumber: https://islamqa.info/ar/answers/113939 /هل-يكثر-الموت-في-شهر-شعبان