Terdapat penjelasan di dalam Al-Qur’an dan hadits tentang penjelasan deskripsi pelanggaran-pelanggaran terhadap perintah Allah berupa dosa dan keburukan. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّه هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53)
Tidak diragukan lagi bahwa ayat tersebut telah mencakup seluruh pelanggaran dan penyelisihan terhadap syariat. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Abdullah Ibnu Abbas, dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
“Sesungguhnya Allah menetapkan adanya kebaikan dan kejelekan, kemudian Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang berniat untuk mengerjakan amal kebaikan namun belum terlaksana, maka Allah akan catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Dan jika dia berniat untuk kebaikan dan mengerjakannya, maka Allah akan catat baginya dengan 10 kebaikan hingga 700 kali lipat, bahkan sampai berlipat–lipat banyaknya. Sebaliknya, apabila dia berniat untuk mengerjakan amalan kejelekan namun belum terlaksana, maka Allah akan catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Dan apabila dia berniat untuk kejelekan dan mengerjakannya, maka Allah akan mencatat baginya satu kejelekan saja.” (Hadits riwayat Bukhari 6491 dan Muslim 131)
Dan Allah juga menggabungkan antara dosa dan keburukan dalam satu ayat, Allah berfirman,
رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّاٰتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْاَبْرَارِۚ
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.” (Ali-Imran 193)
Para ulama’ telah berijtihad dalam menjelaskan perbedaan antara dosa dan keburukan sehingga dihasilkan beberpa pendapat. Sebagian mengatakan bahwa dosa adalah kekhususan bagi dosa besar, sedangkan keburukan adalah dosa kecil. Berkata Imam Ibnu Qayyim,
“Disini ada empat hal; dosa, keburukan, ampunan, dan penghapusan. Maksud dari dosa adalah dosa-dosa besar. Maksud dari keburukan adalah dosa kecil… Adapun dalil yang menunjukkan bahwa keburukan merupakan dosa kecil adalah firman-Nya,
إِن تَجْتَنِبُوا۟ كَبَآئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (An-Nisa’: 31)
Dan hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Shalat lima waktu. Ibadah Jum’at yang satu dengan ibadah jum’at berikutnya. Puasa Ramadhan yang satu dengan puasa Ramadhan berikutnya. Itu semua merupakan penghapus dosa antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (Hadits Riwayat Muslim 233)
“Lafadz maghfirah (ampunan) lebih sempurna dari lafadz takfir (penghapusan). Oleh karenanya, lafadz maghfirah digunakan untuk dosa besar, sedangkan lafadz takfir digunakan untuk dosa kecil. Lafadz maghfirah terkandung di dalamnya makna penjagaan dan perlindungan dari pengulangan dosa, sedangkan lafadz takfir mengandung makna menutupi dosa dan menghilangkannya.” (Madarijus Salikin 1/794-795)
Ada juga ulama yang mengatakan bahwa dunub (dosa) adalah kesalahan yang dilakukan seorang hamba kepada Rabbnya. Sedangkan saiyyiah (keburukan) adalah kesalahan yang berkaitan dengan hak manusia lain seperti ghibah, mencuri, dan dzalim.
Wallahu A’lam Bish Shawab
Diterjemahkan dan diringkas dari https://islamqa.info/ar/answers/373662/ما-الفرق-بين-الذنب-والسيىةوما-سبيل-تكفيرهما