Sangat aneh tatkala seseorang menanyakan tentang kecintaan kepada Rabbnya. Dialah yang menciptakan, Dialah yang memberikan kecukupan, Dialah yang memberikan rezeki dan nikmat, Dialah yang memberikan apa yang manusia butuhkan, maka Dialah yang berhak untuk dicintai bahkan melebihi dirinya sendiri. Sangat aneh tatkala seseorang mempunyai Rabb Pencipta kemudian dia tidak mencintai-Nya, tidak mengedepankan cinta-Nya daripada cinta pada diri, anak, orang tua dan seluruh manusia.
Imam Ibnu Qayyim berkata,
إِنَّ الْإِلَهَ هُوَ الَّذِي تَأَلهُهُ الْقُلُوبُ بِالْمَحَبَّةِ وَالْإِجْلالِ ، وَالتَّعْظِيمِ وَالذُّلِّ لَهُ وَالْخُضُوعِ وَالتَّعَبُّدِ وَالْعِبَادَةُ لا تَصْلُحُ إِلَّا لَهُ وَحْدَهُ ، وَالْعِبَادَةُ هِيَ : كَمَالُ الْحُبِّ مَعَ كَمَالِ الْخُضُوعِ وَالذُّلِّ ، وَالشِّرْكُ فِي هَذِهِ الْعُبُودِيَّةِ مِنْ أَظْلَمِ الظُّلْمِ الَّذِي لا يَغْفِرُهُ اللَّهُ
“Sungguh Rabb adalah yang disembah oleh hati dengan kecintaan, ketinggian, keagungan, kehinaan, merendahkan diri serta beribadah. Ibadah tidak dibenarkan kecuali hanya kepada-Nya saja. Dan ibadah adalah kesempurnaan cinta bersamaan dengan adanya kesempurnaan merendah dan hina. Sementara kesyirikan dalam ibadah ini adalah sesuatu yang paling dzalim yang tidak akan diampuni oleh-Nya.”
- Mengikuti seluruh petunjuk Rasulullah tanpa memilih dan memilah.
Allah telah menjelaskan kepada hamba-Nya cara agar para hamba-Nya bisa sampai pada tahap mencintai-Nya. Allah berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), ‘Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Ali Imran: 31-32)
Imam Ibnu Katsir berkata berkenaan dengan ayat “Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu”,
“Kalian akan mendapatkan sesuatu melibihi apa yang kalian minta karena cinta kalian kepada-Nya. Yaitu kalian akan mendapatkan cinta-Nya, dan itu adalah sesuatu yang paling agung. Sebagaiaman sebagian orang bijak berkata,
ليس الشأن أن تُحِبّ ، إنما الشأن أن تُحَبّ
“Tidak penting bagaimana mencintai, tapi yang paling penting adalah bagaimana dicintai.”
Hasan Al-Bashri berkata, ‘Suatu kaum menyangka mereka mencintai Allah, maka Allah uji mereka dengan ayat ini.”
Imam Ibnu Kastir berkata berkenaan dengan ayat, “Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”,
“Yakni menyelisihi perintah-Nya. Hal itu menunjukkan bahwa menyelisihi jalan-Nya adalah kekufuran. Dan Allah tidak menyukai orang yang mempunyai sifat seperti itu. Meskipun dia mendakwakan dan menyangka bahwa dirinya mencintai karena Allah dan selalu mendekatkan kepada-Nya. Hal tersebut berlangsung sampai dia harus mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam penutup seluruh Rasul dan utusan Allah untuk seluruh jin dan manusia.” (Tafsir Ibnu Katsir 2/32)
- Melaksanakan amalan yang dicintai oleh Allah ta’ala.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah ta’ala berfirman,
مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ. رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ
“Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidaklah seorang hamba–Ku mendekatkan diri kepada–Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal–hal yang telah Aku wajibkan baginya. Senantiasa hamba–Ku mendekatkan diri kepada–Ku dengan amalan–amalan nafilah (sunnah) hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang dan Aku menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Jika dia meminta kepada–Ku pasti Aku memberinya dan jika dia meminta perlindungan kepada–Ku pasti Aku akan melindunginya.” (Hadits riwayat Bukhari 6502)
Dalam hadits tersebut dijelaskan barangsiapa yang mencintai-Nya, maka ia akan mendekatkan diri kepada-Nya dengan sesuatu yang dia cintai.
- Mengenal Allah lebih dalam. Mempelajari nama-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya.
Imam Ibnu Rajab berkata, “Dan Kecintaan kepada Allah tumbuh dari mengenal-Nya. Kenal secara sempurna didapatkan dengan mengenal nama, sifat dan perbuatan-Nya yang mulia. Serta memikirkan penciptaan-Nya yang mana didalamnya ada kecanggihan, hikmah dan penuh keajaiban. Maka hal itu menunjukkan kesempurnaan, kekuasaan, hikmah, ilmu dan rahmat-Nya. (Fathul Barri 1/51)
- Mempelajari nikmat yang Allah berikan.
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
أحبوا الله لما يغدوكم من نعمه ، وأحبوني لحب الله
“Cintailah Allah karena kenikmatan yang Dia berikan kepada kalian, cintailah aku atas dasar cinta kepada Allah dan cintailah keluargaku atas dasar cinta kepadaku”
- Mengamalkan do’a nabi Daud Alaihis Salam
Diriwayatkan dari Abu Darda’, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Dan dari doa yang dilafadzkan oleh Nabi Daud adalah,
اللَّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَالعمَل الَّذِي يُبَلِّغُني حُبَّكَ، اللَّهُمَّ اجْعل حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِن نَفسي، وأَهْلي، ومِن الماءِ البارِدِ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kecintaan-Mu, dan kecintaan orang yang mencintai-Mu, serta amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan-Mu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku serta air dingin.” (Hadits hasan riwayat Imam At-Tirmidzi)
Dan masih banyak sekali amalan yang akan membuat kita semakin mencintai dan dicintai oleh Allah ta’ala. Semoga taufik, hidayah, dan mahabbah senantiasa Allah berikan kepada kita semua.
Wallahu a’lam bish shawab