Lima Tanda Mencintai dan Dicintai Allah

Cinta kepada Allah adalah satu buah derajat yang sangat agung yang dilomba-lombakan oleh hamba-Nya yang beriman. Banyak orang beramal dalam rangka menunjukkan rasa cintanya kepada Rabb semesta alam. Cinta kepada Allah adalah kehidupan, barangsiapa yang tidak memilikinya, maka ia tidak ada bedanya dengan orang mati. Ia juga merupakan cahaya yang tanpanya seseorang akan jatuh pada lautan kegelapan. Ia juga merupakan obat, yang tanpanya hati akan mengidap penyakit kronis. Dan ia adalah kenikmatan, berangsiapa yang tidak mendapatkannya, maka seluruh kehidupannya adalah gelisah dan sakit.

Kecintaan kepada Allah ada tanda dan sebab-sebabnya bagaikan kunci untuk pintu, diantara sebab-sebab itu adalah:

  1. Mengikuti petunjuk Nabi sallallahu’alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31)

  1. Lembut kepada orang-orang beriman, dan bersifat kerasa di hadapan orang-orang kafir serta berjihad di jalan Allah dan tidak takut melainkan kepada-Nya. Allah berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَنْ يَّرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَسَوْفَ يَأْتِى اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗٓ ۙاَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِيْنَۖ يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لَاۤىِٕمٍ

“Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.” (Al-Maedah: 54)

  1. menunaikan yang sunnah-sunnah. Allah Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi,

وما زال عبدي يتقرب إليَّ بالنوافل حتى أحبَّه

“Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan sunnah-sunnah sampai Saya mencintainya.” (Hadits Riwayat Bukhari 6502)

  1. Saling mencintai, saling mengunjungi, saling memberi dan saling memberi nasehat karena Allah. Dalam hadits Qudsi disebutkan,

عَنْ مُعَاذ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْ لُ الله صلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ  وَ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَوَاصِلِين فِيَّ وَ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَنَاصِحِيْنَ فِيَّ وَ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ  ;الْمُتَحَابُّوْنَ فِيَّ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ يَغْبِطُهُمْ بِمَكَانِهِمُ النَّبِيُّوْنَ وَ الصِّدِّيْقُوْنَ وَ الشُّهَدَاءُ .

Dari Mu’adz bin Jabal –Radhiyallahu ‘anhu– beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Orang yang saling mencintai karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku, orang yang saling menyambung kekerabatannya karena-Ku pasti diberikan cintaKu dan orang yang saling menasehati karena-Ku pasti diberikan cintaKu serta orang yang saling berkorban karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku. Orang-orang yang saling mencintai karena-Ku (nanti di akhirat) berada di mimbar-mimbar dari cahaya. Para Nabi, shiddiqin dan orang-orang yang mati syahid merasa iri dengan kedudukan mereka ini’
(HR. Imam Ahmad dalam kitab Al-Musnad dan dishahihkan al-Albani dalam kitab Shahih Jami’ ash-Shaghir no. 4198).

  1. Ujian, musibah dan cobaan untuk seorang hamba. Ia adalah merupakan tanda kecintaan Allah kepadanya.

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

Diriwayatkan dari Anas ibn Malik radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai sebuah kaum niscaya Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Maka barangsiapa yang ridha (dengan ketetapan Allah –pent), maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak ridha, maka Allahpun tidak akan ridha kepadanya.” (HR. At-Turmudzi, no. 2320 dan Ibnu Majah, no. 4021 dengan sanad yang hasan)

Kita selalu berharap semoga Allah menjadikan kita menjadi hamba yang tulus mencintai-Nya dan mendapatkan cinta kasih sayang dari-Nya.

Amiiin