Eksistensi Surga dan Neraka

Matan

 والجنة والنار مخلوقتان ، لا تفنيان أبدا ولا تبيدان ، فإن الله تعالى خلق الجنة والنار قبل الخلق ، وخلق لهما أهلا

“Surga dan Neraka adalah dua makhluk Allah yang kekal tidak akan punah dan binasa. Sesungguhnya Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan makhluk lain. Allah-pun telah menciptakan penghuni bagi kedua makhluk tersebut.”

Keterangan

Ahlussunnah telah bersepakat bahwa keduanya adalah makhluk Allah yang telah ada sekarang.  Itulah pendapat yang dipegang oleh Ahlussunnah. Sampai muncul kecenderungan pemikiran Mu’tazilah dan Qadariyah. Mereka mengatakan, “Keduanya akan diciptakan Allah di Hari Kiamat nanti.” Pendapat ini terlalu mengedepankan logika, sehingga mereka membuat batasan hukum untuk setiap perbuatan-Nya. Selayaknya Allah berbuat ini, dan tidak seyogyanya Allah berbuat demikian. Mereka menganalogikan perbuatan-Nya dengan perbuatan para makhluk. Jadi dalam hal tersebut, mereka tergolong bagian dari Musyabbihah, yaitu yang menyerupakan Allah dengan makhluk. Pemikiran Jahmiyah juga merasuki mereka sehingga mereka menolak sifat Allah. Mereka mengatakan, “Menciptakan Surga sebelum ditentukannya balasan adalah main-main saja. Karena berarti ia dibiarkan menganggur begitu saja dalam waktu yang lama. Dengan model pemikiran seperti ini, mereka menolak banyak sekali nash. Mereka juga menganggap sesat orang yang tidak sepaham dengan mereka.

Dalil yang Menunjukkan Keduanya Telah Ada

Tentang surga, Allah berfirman,

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali-Imran: 133)

Tentang neraka Allah berfirman,

وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْٓ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ

“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan bagi orang kafir.” (Ali-Imran: 131)

Allah juga berfirman,

وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ

“Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha, di dekatnya ada surga tempat tinggal.” (An-Najm: 13-15)

Nabi Muhammad telah melihat sidratul muntaha. Di sampingnya Nabi juga telah melihat surga sebagai tempat tinggal. Sebagaimana dalam shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik tentang kisah Al-Isra’, yang di akhirnya, “Maka Jibril beranjak mengajakku hingga sampai di sidratul muntaha. Ia ditutupi oleh beragam corak warna yang tidak aku ketahui apa itu. Lalu aku masuk ke dalam surga. Ternyata ia adalah bangunan-bangunan yang terbuat dari mutiara. Dan ternyata tanahnya adalah kasturi. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain sebagaimana diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik bahwa ia bertutur, Rasullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda

 إنَّما نسمةُ المؤمنِ طائرٌ تعلَّقَ في شجرِ الجنةِ ، حتى يُرْجِعَه اللهُ تعالى إلى جسدِه يومَ يبعثُه

“Sesungguhnya ruh seorang mukmin adalah bagaikan seokor burung yang hinggap di pohon-pohon Jannah, sampai jasadnya dikembalikan Allah di Hari Kiamat nanti.” (Sunan Ibnu Majah no. 3465)

Dari hadist tersebut sudah sangat jelas menunjukkan bahwa ruh itu masuk ke surga sebelum Hari Kiamat. Maka eksistensi surga dan neraka tentu sudah ada sebelum Hari Kiamat.

Argumentasi dan Bantahannya

Yang pertama yaitu kerancuan mereka yang berpendapat bahwa surga dan neraka belum diciptakan. Kalaulah sudah diciptakan, tentu akan hancur pada Hari Kiamat karena seluruh makhluk pasti hancur. Allah berfirman,

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَه ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Al-Qashas: 88)

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dalam Jami’-nya, dari Jabir bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda

من قال: سبحان الله وبحمده، غرست له نخلة في الجنة

“Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah wa bihamdihi, akan ditanamlan baginya satu pokok pohon di Jannah.”

Mereka menyatakan kalaulah surga sudah diciptakan, dan tidak ada pohon di dalamnya, menanam di sana jadi tidak punya arti. Maka pendapat ini adalah bathil. Segala sesuatu yang telah Allah suratkan untuk mati dan binasa, kala itu akan binasa. Sedangkan surga dan nereka telah diciptakan untuk kekal, bukan untuk binasa. Demikian juga halnya dengan ‘Arsy. Sesungguhnya ia adalah atapnya surga.

Wallahu A’lam

Sumber: Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah, Abdul Hammad Al-Ghunaimi, Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, Dasar-dasar Aqidah menurut ulama salaf. Penerbit Pustaka Tibyan, Solo