Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu tentu menyimpan suatu hikmah di dalamnya. Tidak ada sesuatu yang Allah ciptakan itu menjadi sia-sia.
Dalam hal ini kita akan mengambil suatu pelajaran dari makhluk Allah yaitu semut. Hal ini di sampaikan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin beliau berkata:
قال العلامة ابن العثيمين رحمه الله
وقد حدثني شيخنا المثابر عبدالرحمن السعدي ـ رحمه الله ـ
أنه ذكر عن الكسائي إمام أهل الكوفة في النحو أنه طلب النحو فلم يتمكن
وفي يوم من الأيام وجد نملة تحمل طعاماً لها وتصعد به إلى الجدار وكما صعدت سقطت ، ولكنها ثابرت حتى تخلصت من هذه العقبة وصعدت الجدار
“Al-Allaamah Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata :
“Syaikh kami yang penyabar Abdurrahman As-Sa’diy rahimahullah mengkabarkan kepada kami :
Bahwasanya beliau menyebutkan kisah tentang Al-Kisaa’i, seorang imam Ahli Kufah di bidang ilmu nahwu, bahwasanya dulu beliau pernah belajar ilmu nahwu tapi tidak kokoh (tidak berhasil).
Pada suatu hari dia mendapati seekor semut membawa makanannya dan ia membawanya sambil memanjat dinding. Dan setiapkali memanjat ia terjatuh, akan tetapi ia terus bersabar sampai ia berhasil melampaui rintangan ini dan berhasil memanjat dinding.
فقال الكسائي: هذه النملة ثابرت حتى وصلت الغاية، فثابر حتى صار إماماً في النحو
ولهذا ينبغي لنا أيها الطلبة أن نثابر ولا نيأس ، فإن اليأس معناه سد باب الخير، وينبغي لنا ألا نتشاءم بل نتفاءل وأن نعد أنفسنا خيراً
“Al-Kisaa’i berkata : “Semut ini terus bersabar hingga bisa mencapai tujuannya.” Maka ia terus bersabar hingga menjadi seorang imam dalam ilmu Nahwu.
Oleh karena itu hendaknya kita wahai para penuntut ilmu selalu bersabar dan jangan berputus asa. Karena putus asa itu maknanya menutup pintu kebaikan. Dan sebaiknya kita tidak beranggapan jelek, bahkan kita mesti beranggapan baik dan menjanjikan kepada diri kita kebaikan.”
Sumber: Kitabul Ilmi oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin