Allah menciptakan manusia dengan dua ketentuan; ketentuan bersifat mutlak sebagai kehendak Allah yang disebut iradah kauniyyah, dan ketentuan yang menghendaki menusia berjalan menuju kebenaran, atau disebut iradah syar’iyyah.
Dalam ketentuan Pertama,
yaitu iradah kauniyyah, manusia tidak dimintai pertanggungjawaban atas kehendak Allah yang terjadi padanya; mengapa ia menjadi seorang pria atau wanita, mengapa muka kita seperti ini, mengapa berbadan tinggi, dan yang semacamnya.
Ketentuan Kedua,
iradah syar’iyyah menghendaki manusia berjalan menuju kebenaran. Untuk tujuan tersebut, Allah memberikan sejumlah perangkat. Diutusnya para Rasul yang ditutup dengan Nabi kita, Muhammad adalah salah satunya. Barang siapa yang menerima dan memegang komitmen dalam hidupnya sesuai dengan kehendak Allah maka dia akan selamat dunia maupun akhirat.
Allah berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
”Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik lakiIaki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Sumber: www.faridokbah.com