Hendaknya setiap muslim mengetahui hakikat propaganda ini. Ia tidak lain hanyalah benih-benih filasafat yang tumbuh di alam politik dan kesudahannya adalah kesesatan. Muncul dengan mengenakan baju baru untuk memangsa korban dari kalangan kaum muslimin.
Memangsa aqidah mereka, merampas tanah air mereka dan merenggut kekuasaan mereka. Target utama propaganda itu hanyalah Islam dan kaum muslimin dalam beberapa bentuk.
[7]. Bertujuan menahan kaum muslimin dari puncak kebaktian di dalam Islam yaitu jihad fi sabillaah. Diantaranya adalah berjihad melawan Ahli Kitab, Yahudi dan Nasrani. Memerangi mereka karena Islam dan memaksa mereka membayar jizyah jika mereka menolak masuk Islam.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk” [At-Taubah : 29]
Betapa jihad fi sabilillah melawan orang-orang kafir, musuh-musuh Allah dan rasulNya serta orang-orang yang beriman dapat membuat mereka gentar dan menyusupkan rasa takut dalam hati mereka. Dengan demikian dienul Islam dapat jaya dan musuh-musuh Islam akan terhina serta melegakkan dada kaum mukminin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sangggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berpeang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu” [Al-Anfal : 60]
Sungguh sangat mengherankan kelengahan kaum muslimin terhadap kekuatan syar’i yang maha dahsyat ini! Betapa sangat mencengangkan juga kelengahan terhadap sikap mereka yang membawa bencana, memadamkan ruh jihad, anggapan keliru bahwa jihad hanyalah untul mempertahankan diri tidak untuk menundukkan orang-orang kafir supaya menerima Dienul Islam atau membayar jizyah jika mereka menolak masuk Islam, sikap mereka yang menamakan jihad sebagai aksi terorisme untuk menimbulkan kesan negative terhadapnya, sehingga di masa mendatang kaum muslimin mengoreksi pendirian mereka mewajibkanjizyah atas orang-orang kafir !
Kewajiban membayar jizyah atas Yahudi dan Nasrani bila mereka menolak masuk Islam merupakan kemuliaan bagi kaum muslimin dan kehinaan atas orang-orang kafir. Oleh karena itu sejak abada ke empat Hijriyah mereka telah berusahan menghapis jizyah ini. Surat pertama yang dipalsu oleh orang-orang Yahudi ditemukan pada abad keempat Hijriyah.
Pemerintah dalam hal ini Khalifah menanyakan keaslian surat itu kepada para ulama. Imam Ahli Tafsir Muhammad bin Jarir Ath-Thabari rahimahullah (wafat pada tahun 310H) menetapkan bahwa suart itu adalah palsu ! Sebab didalamnya tercantum persaksian Mu’awiyah bin Abu Sufyan rahimahullah, sementara beliau masuk Islam pada hari penaklukan kota Makkah setelah peperangan Khaibar pada tahun 7 Hijriyah.
Didalam surat itu tercantum bahwa jizyah telah dihapus atas orang-orang Yahudi pada waktu peperangan Khaibar. Di dalamnya juga terdapat persaksian Sa’ad bin Mua’adz Radhiyallahu ‘anhu, padahal beliau telah wafat pada peperangan Khandaq sebelum peperangan Khaibar. Jadi jelaslah bahwa surat itu palsu belaka !
Orang-orang Yahudi senantiasa beragumentasi dengan surat palsu itu, namun para ulama tetap memutuskan bahwa surat itu palsu. Demikian juga yang terjadi pada masa Al-Khatib Al-Baghdadi (wafat pada tahu 463) beliau menolak mentah-mentah surat tersebut.
Kemudian mereka kembali mengeluarkan surat palsu itu pada masa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah (wafat pada tahun 728). Akan tetapi beliau juga menolaknya. Demkianlah keadaannya. Penjelasan tentang masalah ini dapat pembaca temukan dalam buku Ahkam Ahli Dzimmah I/5-8 karangan Ibnul Qayyim rahimahullah (wafat pada tahun 751).
Kaum Nasrani juga memalsu sebuah piagam bernama piagam St Cahterine, yang ditempelkan di Dir Thursina. St Ctaherine atau Catherine adalah isteri dari salah seorang pendeta. Sebuah gereja di Dir Thursina dinamakan dengan namanya karena ia dikuburkan di sana pada abad ke sembilan.
Piagam itu adalah piagam dusta yang sengaja dibuat-buat oleh kaum Nasrani.
Di dalam majalah Ad-Daarah edidi III/Tahun 1400 hal.124-130 dicantumkan sebuah artikel yang sangat penting tentang beberapa piagam yang dibuat-buat oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Di antaranya adalah piagam tersebut. Penulisnya adalah Abdul Baqi berasal dari Universitas Qashantinah Aljazair.
Bukti lain yang memperkuat dustanya piagam tersebut adalah : Disebutkan di dalamnya persaksian Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Padahal Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu baru masuk Islam pada peperanga Khaibar tahun ke tujuh Hijriyah, sementara piagam itu tertangga; tahun kedua Hijriyah!!!
[8]. Propaganda tersebut juga bertujuan merubuhkan kaidah dasar Dienul Islam, yaitu kaidah Al-Wala’ dan Al-Bara’, suka dan benci karena Allah. Propaganda penyatuan agama ini berfungsi untuk mematahkan sikap berlepas diri kaum musilimin terhadap orang-orang kafir, keterpisahan kaum muslimin dari mereka, menyatakan terang-terangan kebencian dan permusuhan terhadap mereka, menjauhkan diri dari berwala’ (loyal) kepada mereka, mencintai ataupun bersahabat karib dengan mereka ! Semua itu dipatahkan oleh proganda ini !Sumber : Al-Ibthalu Linazhariyyatil Khalthi Baina Diinil Islaami Wa Ghairihii Minal Adyan, edisi Indonesisa Propaganda Sesat Penyatuan Agama, Oleh Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid, Terbitan Darul Haq