Larangan Riya’ dan Sum’ah dalam Bershadaqah

Allah SWT berfirman, “Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya Neraka Jahannam, ia akan memasukinya dalam keadan tercela dan terusir,” (Al-Israa’: 18)

Dari Abu Hurairah r.a. dalam sebuah hadits yang panjang tentang bahan bakar pertama untuk menyalakan api Neraka pada hari Kiamat, disebutkan di dalamnya, “Seseorang laki-laki yang Allah beri kelapangan rizki dan mengaruniainya harta yang banyak. Lalu ia pun dihadirkan dan disebutkan kepadanya nikmat-nikmat Allah dan ia mengakuinya. Lalu Allah berkata, ‘Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?'” Ia menjawab, “Tidak aku lewatkan satu pun jalan yang Engkau suka dikeluarkan infak untuknya melainkan pasti aku keluarkan karena-Mu. Allah berkata, “Engkau dusta, akan tetapi engkau melakukannya agar engkau dikatakan dermawan, dan begitulah yang dikatakan orang.’ Kemudian diperintahkan agar wajahnya diseret dan ia dilemparkan ke dalam Neraka,” (HR Muslim (1905).

Kandungan Bab:

  1. Dienul Islam bukan agama penampilan luar belaka yang cukup dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. 
  2. Akhir dari riya’ adalah menghapus pahala amal shalih pada saat ia tidak memiliki kekuatan dan penolong serta tiada kuasa menolaknya. Allah SWT berfirman, “Seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir itu,” (Al-Baqarah: 264)

    Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali Neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan,” (Huud: 15-16).

  3. Riya’ dapat menghapus pahala akhirat.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 1/601-602.