Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,” (Al-Ma’aarij: 19-21).
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Sifat yang paling buruk pada seseorang adalah kikir yang berkeluh kesah serta takut yang kecut,” (Shahih, HR Bukhari dalam Tarikh al-Kabir [VI/8-9], Abu Dawud [2511], Ahmad [II/302-320], Ibnu Hibban [3250], Abu Nu’aim [IX/50] dan Ibnu Abi Syaibah [IX/170]).
Masih dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan berkumpul debu fi sabilillah dengan asap Jahannam pada diri seorang hamba. Tidak akan berkumpul sifat kikir dan iman pada hati seorang hamba selamanya,” (Shahih, HR Bukhari dalam al-Adaabul Mufrad [281] dan Tarikh al-Kabir [IV/307], an-Nasa’i [VI/13 dan 14], Ahmad [II/256 dan 342], al-Hakim [II/72], al-Baihaqi [IX/161], Ibnu Hibban [3251], Ibnu Abi Syaibah [V/334 dab IX/97] dan al-Baghawi [2619]).
Kandungan Bab:
- Haram hukumnya kikir, bakhil dan pengecut.
- Kikir, bakhil dan pengecut merupakan akhlak yang jelek.
- Seorang Mukmin bukanlah orang yang pengecut, bakhil dan kikir.
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 1/601-602.