Dalam surat Ali Imran: 133-136, Allah menyebutkan sifat-sifat penghuni surga, diantaranya; mereka suka berinfak, baik ketika sulit atau sukses, ketika kaya atau miskin. Karena sifat ini tidak dimiliki oleh setiap manusia yang mudah berinfak ketika sulit. Sifat-sifat mereka yang lain adalah tidak mengganggu orang lain dan mudah memberi maaf kepada orang lain. Kemudian Allah menyebutkan bagaimana hubungan mereka kepada-Nya dalam kaitan dosa. Ketika mereka berdosa, maka mereka menyikapinya dengan segera ingat kepada Allah, taubat, istighfar, dan berhenti total dari melakukan dosa-dosa tersebut. Inilah hubungan mereka dengan Allah, adapun yang pertama adalah hubungan mereka dengan sesama makhluk-Nya.
Dalam surat at-Taubah ayat 100, selanjutnya Allah menyebutkan bahwa surga adalah milik mereka, kaum Muhajirin dan kaum Anshar, serta orang-orang yang mengikuti langkah kedua kaum ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam Shahih Muslim disebutkan hadits Abu Hurairah Radliyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Bilal memberi pengumuman kepada manusia,
“Bahwa tidak masuk surga kecuali jiwa orang Islam.” (Riwayat Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
Dalam sebagian versi disebutkan jiwa orang beriman. Dalam Shahih Muslim juga disebutkan hadits dari Ayyadh bin Himar bin al-Majasyi’i bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata dalam salah satu khutbahnya,
“Allah berfirman, ‘Penghuni surga ada tiga jenis; pertama, penguasa yang adil, yang banyak memberi dan bijak. Kedua, orang yang penyayang dan peduli terhadap sanak kerabat dan orang muslim lainnya. Ketiga, orang miskin yang mempunyai tanggungan kemudian menajaga diri dari mengemis. Penghuni neraka ada lima; pertama, orang lemah yang tidak punya akal pikiran yang mana mereka mempunyai pengikut di antara kalian serta tidak ada yang mereka incar dari kalian kecuali keluarga dan harta kalian. Kedua, pengkhianat yang kerakusannya tidak bisa disembunyikan, kendati ia ditekan tetap saja berkhianat. Ketiga, orang yang tiap pagi dan sore selalu menipu keluargamu dan hartamu. Keempat, orang yang pelit dan suka berbohong. Kelima, orang yang suka mencaci-maki dengan kata-kata yang jorok. Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku agar kalian bersikap tawadhu’ hingga orang tidak merasa lebih baik terhadap yang lain dan tidak ada orang yang mengganggu orang lain.” (Riwayat Muslim dan Ahmad)
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, disebutkan hadits dari Haritsah bin Wahab yang berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Maukah kalian aku beritahu tentang penghuni surga? Ia adalah orang lemah dan tawadhu’. Jika ia bersumpah atas nama Allah, pasti Allah memperkenankan sumpahnya. Maukah kalian aku beritahu penghuni neraka? Mereka adalah setiap orang yang ingin diagung-agungkan, bermegah-megahan dan sombong.”
Ahmad berkata, bahwa berkata kepada kami Ali bin Ishaq yang berkata, bahwa berkata kepada kami Abdullah yang berkata, bahwa berkata kepada kami Musa bin Ali bin Rabah yang berkata, bahwa saya pernah mendengar ayahku mendapatkan hadits dari Abdullah bin Amr bin Ash Radliyallahu ‘anhumaa, dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda,
“Sesungguhnya penghuni neraka adalah orang-orang yang sikapnya kasar, orang yang tidak sabaran, orang yang sombong, penumpuk harta lagi pelit. Dan penghuni surga adalah orang-orang lemah yang selalu jadi korban.” (Riwayat Imam Ahmad)
Khalaf bin Khalifah menyebutkan dari Abu Hasyim dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas Radliyallahu ‘anhumaa yang berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Maukah kalian aku beritahukan siapa di antara kalian yang menjadi penghuni surga? Nabi berada di surga. Orang jujur berada di surga. Orang yang syahid berada di surga. Orang yang mengunjungi saudaranya di pinggiran kota dan ia tidak mengunjunginya kecuali karena Allah berada di surga. Dan wanita-wanita kalian yang menjadi penghuni surga adalah wanita-wanita yang penyayang dan melahirkan banyak anak. Jika suaminya marah atau ia sendiri marah, maka ia segera meletakkan tangannya di atas tangan suaminya lalu berkata, ‘Aku tidak bisa tidur nyenyak hingga engkau ridha kepadaku.’”
Ibnu Majah meriwayatkan dalam Sunannya, bahwa berkata kepada kami Muhammad bin Yahya bin Zaid bin Akhram yang berkata, bahwa berkata kepada kami Muslim bin Ibrahim yang berkata, bahwa berkata kepada kami Abu Hilal ar-Rasibi yang berkata, bahwa berkata kepada kami Uqbah bin Abu Tsabit ar-Rasibi dari Abul-Jauza’ dari Ibnu Abbas Radliyallahu ‘anhumaa yang berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya penghuni surga adalah orang yang kedua telinganya penuh dengan pujian kebaikan dari manusia dan ia mendengar hal tersebut. Dan penghuni neraka adalah orang yang kedua telinganya penuh dengan pujian kejelekan manusa kepadanya dan dia mendengarnya.” (Ibnu Majah berkata, bahwa sanad hadits tersebut hasan dan para perawinya adalah orang-orang yang bisa dipercaya. Syaikh al-Albani menshahihkan hadits tersebut).
Kesimpulannya bahwa penghuni surga ada empat kelompok dan keseluruhannya disebutkan Allah dalam firman-Nya,
“Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu; para Nabi, orang-orang jujur, orang-orang yang gugur sebagai syuhada, dan orang-orang shalih. Dan mereka adalah teman yang sebaik-baiknya.” (An-Nisaa: 69)
Sumber: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. “Hadil Arwaah ila Bilaadil Afraah” atau “Tamasya ke Surga“. Terj. Fadhil Bahri, Lc. Bekasi: Darul Falah. 2015