Jumlah Surga

Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, disebutkan hadits dari Abu Musa al-Asy’ari Radliyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda,

Terdapat dua buah surga yang terbuat dari emas. Begitu juga tempat-tempatnya, perhiasan-perhiasannya dan apa saja yang ada di dalamnya. Ada juga dua buah surga yang terbuat dari perak. Begitu juga tempat-tempatnya, perhiasannya dan apa saja yang ada di dalamnya. Tiadalah yang menghalangi manusia untuk melihat Tuhan-nya kecuali hijab keagungan yang ada pada Wajah-Nya di Surga Adn.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Allah ta’alaa berfirman,

Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhan-nya ada dua surga.” (Ar-Rahmaan: 46)

Dan selain dari dua surga tersebut, ada dua surga lagi.” (Ar-Rahmaan: 62)

Jadi total surga pada kedua ayat di atas adalah empat. Mengenai kedua ayat ini, di antara para ulama ada yang berpendapat bahwa kedua surga tersebut sangat dekat dengan Arsy. Jadi kedua surga tersebut posisinya di atas dua surga sebelumnya.

Yang lainnya berpendapat, sesungguhnya pendapat yang benar bahwa kedua surga yang dimaksud posisinya berada di bawah dua surga sebelumnya, dengan alasan sebagai berikut;

Pertama, firman Allah ta’alaa,

Kedua surga itu mempunyai pohon-pohon dan buah-buahan.” (Ar-Rahmaan: 48)

Ada dua penafsiran mengenai ayat ini. Pertama bahwa “afnanun” adalah jamak dari “fananun” (ranting). Kedua, bahwa “afnanun” adalah jamak dari kata “fannun” yang berarti jenis. Artinya bahwa kedua surga tersebut mempunyai berbagai jenis buah-buahan dan lain sebagainya dan itu tidak disebutkan pada pohon tin sesudahnya.

Kedua, firman Allah ta’alaa,

Di dalam dua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir.” (Ar-Rahmaan: 50)

Di dalam kedua surga itu, ada dua mata air yang memancar.” (Ar-Rahmaan: 66)

An-Nadlakhatu artinya memancur dan mengalir. Arti yang kedua lebih baik daripada arti yang pertama. Sementara kedua mata air di atas mengandung kedua arti tersebut.

Ketiga, Allah ta’alaa berfirman,

Di dalam dua surga tersebut terdapa segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan.” (Ar-Rahmaan: 52)

Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (Ar-Rahmaan: 68)

Pemberian sifat pada dua surga yang pertama lebih lengkap daripada pemberian sifat pada dua surga setelahnya.

Keempat, bahwa Allah berfirman tentang dua surga yang pertama,

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Ar-Rahmaan: 60)

Bahwa penghuni dua surga tersebut termasuk pelaku kebaikan yang sempurna dan balasan untuk mereka juga kebaikan yang sempurna.

Kelima, Allah ta’alaa berfirman,

Dan selain dari dua surga ada dua surga lagi.” (Ar-Rahmaan: 62)

Ayat dia atas menunjukkan kata “Duna” (bawah), hal ini seperti yang dikatakan al-Jauhari. Balasan yang tersebut dikaitkan dengan ketakutan kepada-Nya. Karena orang-orang yang takut kepada Allah itu ada dua, Muqarrabiin (orang-orang yang dekat) dan Ashabul Yamiin (golongan kanan). Maka dua surga bagi muqarrabin disebutkan terlebih dahulu setelah itu baru disebutkan dua surga bagi ashabul yamiin.

Sumber: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. “Hadil Arwaah ila Bilaadil Afraah” atau “Tamasya ke Surga“. Terj. Fadhil Bahri, Lc. Bekasi: Darul Falah. 2015