Karakteristik penghuni surga
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Rombongan pertama yang masuk surgaa, wajah mereka bagaikan bulan purnama. Mereka tidak meludah dalam surga, tidak keluar ingus dan tidak buang air besar disana. Sisi mereka dari emas dan perak. Pedupaan mereka dari kayu uluwah (pohon yang kayunya digunakan untuk berdupa). Aroma mereka seharum minyak kasturi. Setiap lelaki mempunyai dua orang istri. Sungsum betis mereka kelihatan dari balik daging, karena indahnya. Tidak ada perselisihan dan kebencian di antara mereka. Perasaan hati mereka sama. Mereka bertasbih kepada Allah pagi dan petang.”
Sedang menurut riwayat Abu Ya’la dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Rombongan pertama yang masuk surga. Wajah mereka bagaikan bulan purnama. Rombongan berikutnya, wajah mereka bagaikan bintang bercahaya seperti mutiara yang paling terang di langit. Mereka tidak kencing, tidak buang air besar, tidak meludah dan tidak keluar ingus. Sisir mereka dari emas. Aroma mereka seharum minyak kasturi. Pedupaan mereka dari kayu uluwah. Istri-istri mereka para bidadari. Akhlak mereka sama. Tubuh mereka setinggi moyang mereka (Adam), yaitu enam puluh hasta.”
Pintu-pintu surga
Allah ta’alaa berfirman,
“(Yaitu) surga ‘Adn, yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.” (Shad: 50).
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad Radliyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di surga ada delapan pintu. Antara lain pintu Rayyan. Tidak ada yang memasukinya selain orang-orang yang gemar berpuasa.”
Dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa membiayai sepasang suami-istri dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga. –Sedang surga itu mempunyai delapan pintu–. Barangsiapa termasuk orang yang gemar melakukan shalat, dia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa termasuk orang yang gemar berjihad, dia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk orang yang gemar bersedekah, dia akan dipanggil dari pintu shadaqoh. Barangsiapa termasuk orang yang gemar berpuasa, dia akan dipanggil dari pintu Rayyan.” Abu Bakar bertanya, “Demi Allah, ya Rasulullah, bagaimana pun seseorang mesti dipanggil dari salah satu pintu. Apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu, ya Rasulullah?” “Ya.” Jawab beliau, “Dan aku berharap engkau termasuk mereka.”
Dalam Shahih Muslim dari Khalid bin Umair al-Adawy, bahwa Uthbah bin Ghazwan pernah berkhutbah di depan banyak orang dan setelah dia memuji dan menyanjung Allah, ia berkata, “Adapun sesudah itu, maka sesungguhnya dunia ini mempermaklumkan bahwa dirinya akan terputus, dan telah berlalu sambil berlari. Sedang yang tersisa tinggal setetes seperti tetesan air yang menetes dari gelas yang dituangkan oleh pemiliknya. Dan sesungguhnya kamu sekalian pasti berpindah dari dunia ini ke suatu negeri yang tidak akan binasa. Oleh karena itu, berpindahlah kamu dengan membawa amalmu yang terbaik. Karena sesungguhnya telah diceritakan kepada kami, bahwa jarak antara dua daun pintu surga adalah sejauh perjalanan selama empat puluh tahun. Tapi sungguh, pintu surga itu pasti mengalami suatu hari dimana ia amat sesak saking padatnya.”
Abd bin Hamid meriwayatkan dalam Musnadnya dari Abu Sa’id bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya neraka itu mempunyai beberapa pintu. Tidak ada satu pintu pun di antaranya kecuali jaraknya (dengan pintu yang lain) hanya bisa ditempuh oleh orang yang berkendaraan dalam masa tujuh puluh tahun.”
Hadits ini masyhur, dan oleh sebagian ulama diartikan, bahwa yang dimaksud adalah jarak antara satu pintu dengan pintu yang lain, bukan jarak antara dua daun pintu. Agar dengan demikian, tidak bertentangan antara hadits ini dengan hadits sebelumnya. Wallahu a’lam.
Nama-nama pintu surga
Imam al-Qurthubi melanjutkan, bahwa al-Hulaimi mengatakan, “Pintu-pintu surga itu antara lain pintu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang disebut juga pintu taubat. Yang lain adalah pintu shalat, pintu Puasa, pintu Zakat, pintu Shadaqah, pintu Haji, pintu Umrah, pintu Jihad an pintu Silaturrahim.”
Dan ulama lainnya menambahkan pintu al-Kazhimin (orang-orang yang menahan amarah), pintu ar-Radhin (orang-orang yang ridha), dan pintu al-Aiman (kanan) yang dimasuki orang-orang yang tidak dihisab.
Imam al-Qurthubi juga beranggapan, bahwa pintu yang lebarnya sejauh perjalanan tiga hari bagi orang yang berkendara –sebagaimana yang diceritakan dalam hadist riwayat at-Tirmdzi—itulah pintu yang ke-13. Wallahu a’lam.
Para penghuni surga baik yang tertinggi maupun yang terendah, semua diberi kerajaan.
Allah ta’alaa berfirman.
“Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.” (Al-Insan: 20).
Dalam Shahihain, diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Allah berfirman,
“Aku telah sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh apa-apa yang tidak pernah dilihat mata siapapun, tidak pernah didengar telinga siapa pun, dan tidak pernah terdetik dalam hati manusia mana pun.”
Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wa ta’alaa dalam al-Qur’an,
“Maka, tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka (penghuni surga), yaitu (bermacam-macam) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (As-Sajdah: 17)
Imam Ahmad meriwayatkan, bahwa perawi hadits ini menyatakan, Aku mendengar Sahal bin Sa’ad berkata, Aku pernah ikut hadir di salah satu majelis bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dimana beliau menerangkan tentang surga sampai selesai. Kemudian pada akhir pembicaraan, beliau bersabda,
“Di dalam surga terdapat apa-apa yang tidak pernah dilihat mata siapa pun, tidak pernah didengar telinga siapa pun, dan tidak pernah terbersit dalam benak manusia mana pun.”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan surat as-Sajdah ayat 16 dan 17.
Kunci Surga
Kunci surga adalah kalimat syahadat, dan geriginya adalah amal-amal shaleh. Al-Hasan bin Arafah meriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal Radliyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku,
“Kunci surga adalah bersyahadat bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah.”
Dalam Shahih al-Bukhari dinyatakan, pernah ditanyakan kepada Wahab bin Munabbih, “Bukankah ‘Laa Ilaaha Illallahu’ itu kunci surga?”
“Benar.” Jawabnya, “Tetapi kalau yang kamu bawa itu kunci yang bergigi, barulah pintu terbuka untukmu. Dan kalau tidak, maka pintu takkan terbuka.”
Maksudnya, kalimat tauhid itu harus disertai dengan amal-amal shaleh, yaitu melaksanakan segala ketaatan—ketaatan dan meninggalkan segala yang diharamkan.
Nilai amal di jalan Allah
Amal apapun di jalan Allah, meski hanya sedikit adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Begitu pula, apa pun yang ada di surga, betapapun kecilnya adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Berangkat di jalan Allah pagi ataupun sore adalah lebih baik daripada dunia seisinya. Dan sebatang busur panah seseorang dari kalian dan tempat cemetinya adalah lebih baik daripada dunia seisinya. Dan andaikan ada seorang di antara wanita-wanita penghuni surga melongok kepada penghuni langit dan bumi niscaya dia menerangi keduanya, dan keharumannya memenuhi keduanya. Dan sesungguhnya kerudungnya adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
Menurut suatu riwayat dari Qatadah, bahwa dia berkata, “Firdaus adalah perbukitan surga, yang paling nyaman dan paling indah.”
Allah ta’alaa berfirman,
“Berlomba-lomba kamu untuk (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu, dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan oleh-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Hadid: 21).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan berpuasa di bulan Ramadhan, maka Allah pasti memasukkannya ke surga, baik dia berhijrah di jalan Allah atau tetap tinggal di negeri kelahirannya.” Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidakkah kami beritahukan kepada orang-orang?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya dalam surga ada seratus tingkat. Allah menyediakannya untuk para pejuang di jalan-Nya. Jarak antara tiap-tiap dua tingkat seperti antara langit dan bumi. Oleh karena itu, jika kamu meminta kepada Allah, mintalah Firdaus kepada-Nya. Karena Firdaus adalah surga paling nyaman, surga paling tinggi, di atasnya adalah ‘Arsy Allah Yang Maha Rahman, dan dari surga Firdauslah, terpancar sungai-sungai surga.”
Sumber: Ibnu Katsir. Huru-Hara Hari Kiamat “An-Nihayah: Fitan wa Ahwaalu Akhiruz-Zamaan”. Terj. Anshari Umar Sitanggal, H. Imron Hasan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2002.