Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amr, dia berkata, Aku pernah menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang berwudhu sambil menunduk. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan memandang kepadaku, lalu bersabda,
“Ada enam perkara yang akan menimpa kalian, wahai umatku; Kematian Nabimu shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Ibnu Umar berkata, (Mendengar itu) seakan-akan jantungku copot dari tempatnnya. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya, “(Itu) yang pertama, lalu harta melimpah ruah di tengah kalian, sampai-sampai ada seorang lelaki diberi upah sepuluh ribu, namun dia belum juga rela menerimanya. (Itu) yang kedua, lalu terjadilah fitnah yang memasuki setiap rumahmu. (Itu) yang ketiga, lalu kematian bagaikan buduk kambing. (Itu) yang keempat, lalu gencatan senjata antara kamu dan Bani Ashfar (bangsa Eropa). Lalu mereka menghimpun kekuatan untuk menyerang kamu selama Sembilan bulan, seperti masa kehamilan wanita, kemudian mereka merasa lebih baik berkhianat terhadap kamu sekalian. (Itu) yang kelima, Lalu ditaklukkannya suatu kota. (Itu) yang keenam.”
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, kota manakah yang akan ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma?”
Beliau menjawab, “Konstantinopel.”
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Auf bin Malik Radliyallahu ‘anhu, dia berkata, Aku menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika terjadi Perang Tabuk. Waktu itu beliau berada dalam kemah berwarna sawo matang. Beliau bersabda,
“Hitunglah enam peristiwa menjelang terjadinya Hari Kiama; Kematianku, kemudian ditaklukkannya Baitul Maqdis, kemudian fitnah yang menyergap kalian bagaikan buduk kambing, kemudian harta yang melimpah ruah, sehingga seorang lelaki diberi upah seratus dinar, namun masih tetap juga tidak rela menerimanya. Kemudian terjadi fitnah yang tidak membiarkan satu rumah pun dari bangsa Arab kecuali dimasukinya, kemudian gencatan senjata antara kalian dengan Bani Ashfar (bangsa Eropa). Lalu mereka berkhianat. Mereka datang kepadamu dengan membawa delapan puluh bendera, di bawah tiap-tiap bendera ada dua belas ribu (tentara).”
10 tanda Kiamat Besar
Dalam riwayat Imam Ahmad lainnya, dari Hudzaifah bin Asad, dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba muncul di hadapan kami ketika kami sedang membicarakan masalah Kiamat. Beliau bersabda,
“Apa yang kalian perbincangkan?” Kami menjawab, “Kami memperbincangkan soal Kiamat.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya Kiamat takkan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda; Asap, Dajjal, Binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali tanah tenggelam, tanah tenggelam di timur, tanah tenggelam di barat, dan tanah tenggelam di jazirah Arab. Dan akhir dari semua itu adalah api yang muncul dari arah timur, menggiring manusia menuju tempat penghimpunan mereka.”
Melawan Bangsa Romawi
Menurut riwayat Imam Ahmad dari Dzu Makhmar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Kalian akan berdamai dengan orang-orang Romawi dengan perdamaian yang sentausa, dan kamu bersama mereka akan mengalahkan musuh yang ada di belakang mereka, lalu kamu selamat dan mendapat harta rampasan perang. Kemudian kamu singgah di suatu padang rumpuh yang berbukit-bukit. Tiba-tiba bangkilah seorang lelaki Romwai lalu mengangkat salib seraya berkata, ‘Salib telah menang.’ Maka dihampirilah dia oleh seorang lelaki dari kaum muslimin lalu dibunuhnya. Mulai saat itulah orang-orang Romawi berkhianat dan terjadilah peperangan-peperangan sengit. Mereka menghimpun kekuatan menyerang kalian, lalu datanglah mereka kepada kalian dengan delapan puluh bendera, setiap bendera disertai sepuluh ribu (tentara).”
Menurut Imam Ahmad, Asir bin Jabir berkata, “(Pada suatu ketika) angin merah bertiup kencang di Kuffah. Maka datanglah seorang lelaki yang tidak tahu adat mengatakan, ‘Ketahuilah wahai Abdullah bin Mas’ud, Kiamat telah datang.’”
Waktu itu Abdullah sedang bertelekan, lalu duduk seraya berkata, “Sesungguhnya Kiamat takkan terjadi sehingga tidak ada lagi pembagian warisan, dan tidak ada lagi harta rampasan perang yang diterima dengan gembira.”
Asir berkata, “Sesudah itu Ibnu Mas’ud berbicara dengan isyarat tangannya, dia berkata, ‘Begini.’ Sambil menunjuk ke Syam, lalu berkata, ‘Musuh akan berhimpun untuk menyerang kaum muslimin, dan kaum muslimin pun berhimpun untuk menyerang mereka.’”
Aku bertanya, “Bangsa Romawikah yang anda maksud?”
Dia menjawab, “Ya, dan pada pertempuran itu terjadilah kemurtadan besar-besaran.”
Asir memberi penjelasan, “Maksudnya, waktu itu kaum muslimin akan bertekad bulat untuk mati, takkan mundur kecuali menang.
Maka mereka pun bertempur sampai terhalang oleh malam, barulah mereka berhenti, masing-masing tidak ada yang menang, dan tekad itu pun dilupakan.Kemudian kaum muslimin bertekad bulat lagi untuk mati, takkan mundur kecuali menang. Maka mereka pun bertempur, kemudian mereka dan musuh pun berhenti, masing-masing tidak ada yang menang, dan tekad itu pun dilupakan lagi.
Kemudian tekad untuk mati itu muncul lagi, takkan mundur kecuali menang. Lalu mereka pun bertempur pula, sampai dihalangi oleh malam, barulah mereka dan musuh kembali ke tempat masing-masing tanpa ada yang menang dan tekad itu pun dilupakan pula.
Dan manakala datang hari keempat, bangkitlah sisa-sisa kaum muslimin yang masih ada, mereka menyerbu musuh. Namun Allah belum memberi kemenangan kepada mereka, meskipun mereka sebenarnya telah bertempur mati-matian sampai akhirnya ada suatu benda terbang melintasi wilayah mereka. Belum lagi benda itu meninggalkan mereka, tiba-tiba dia mati tersungkur. Maka disuruhlah orang-orang pandai melakukan pemeriksaan. Mereka ada seratus orang. Namun mereka tidak menemukannya, bahkan ikut tewas. Semua tidak tersisa kecuali seorang laki-laki. Maka harta rampasan apa yang patut dia banggakan, atau warisan apa yang dapat dia bagi-bagikan.”
Asir meneruskan penjelasannya, “Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba mereka mendengar bencana yang lebih besar lagi. Mereka mendengar teriakan, bahwa Dajjal telah membokong mereka. Dikabarkan dia menyerbu anak-anak mereka. Oleh karena itu mereka pun membuang apa saja yang ada di tangan mereka, lalu datang berkumpul. Kemudian mereka mengirim sepuluh orang penunggang kuda sebagai pasukan perintis.
Mereka seperti disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya aku benar-benar tahu nama-nama mereka dan nama bapak-bapak mereka serta warna kuda-kuda mereka. Mereka adalah para penunggang kuda terbaik yang ada di muka bumi pada masa itu.”
Muslim bin Hajjaj dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu meriwayatkan, sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Kiamat takkan terjadi sehingga bangsa Romawi singgah di al-A’maq atau di Dabiq. Lalu mereka diserbu oleh balatentara dari Madinah, yang merupakah penduduk dunia yang terbaik waktu itu. Apabila mereka telah berbaris rapi, maka berkatalah orang-orang Romawi, ‘Biarkan kami berperang melawan orang-orang yang telah menawan orang-orang kami.’ Kaum muslimin menjawab, ‘Demi Allah, kami takkan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami.’ Maka kaum muslimin pun menyerbu mereka, lalu ada sepertiganya yang mundur. Mereka takkan diterima taubatnya oleh Allah selama-lamanya. Ada sepertiga lagi yang terbunuh, mereka adalah para syuhada’ yang terbaik di sisi Allah. Sedang sepertiga lainnya mendapat kemenangan. Mereka takkan mendapat bencana selama-lamanya. Merekalah yang dapat menaklukkan Konstantinopel. Namun ketika mereka membagi-bagi harta rampasan perang, sementara pedang-pedang mereka digantungkan di pohon zaitun, tiba-tiba setan berteriak kepada mereka, bahwa Dajjal telah membokong, menyerang keluarga mereka. Oleh karena itu mereka pun keluar, padahal itu semua tidak benar. Lalu tatkala mereka memasuki negeri Syam, ternyata Dajjal telah keluar. Tatkala mereka bersiap-siap untuk berperang dan merapikan barisan, tiba-tiba dikumandangkan iqamah shalat. Maka turunlah Nabi Isa bin Maryam, lalu bermakmum bersama mereka. Apabila musuh Allah itu melihat Nabi isa, maka dia meleleh seperti lelehnya garam dalam air. Andaikan dia dibiarkan, tentu akan benar-benar meleleh sampai mati. Akan tetapi Allah membunuhny dengan tangan Nabi Isa. Lalu Nabi Allah itu memperlihatkan kepada kaum muslimin darah Dajjal pada tombak yang dipegangnya.”
Karakteristik Bangsa Romawi
Imam Muslim meriwayatkan, al-Mustaurid al-Quraisy berkata di hadapan Amr bin Ash, “Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kiamat akan terjadi di kala orang-orang Romawi merupakan bangsa yang terbanyak.”
Amr bin Ash berkata kepada al-Mustaurid, “Berhati-hatilah tentang apa yang akan kamu katakan itu!”
Al-Mustaurid menjawab, “Aku hanya mengatakan apa yang pernah aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Amr bin Ash berkata, “Sungguh, jika apa yang kamu katakan itu benar, maka memang pada bangsa Romawi itu benar-benar memiliki empat sifat bangsa yang paling bijak ketika terjadi fitnah, bangsa yang paling cepat sadar setelah ditimpa musibah, bangsa yang paling cepat menyerang kembali dalam peperangan setelah lari, dan bangsa yang paling baik perlakuannya terhadap orang miskin, anak yatim dan orang yang lemah. Adapun sifat baik dan indah yang kelima adalah, mereka bangsa yang paling tahan terhadap kezhaliman raja-raja.”
Penaklukkan Konstantinopel
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sudahkan kalian mendengar sebuah kota, yang sebelah daripadanya ada di darat dan sebelah lainnya ada di laut?” Para shahabat menjawab, “Sudah, Ya Rasulullah.” Rasulullah bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sebelum kota itu diserbu oleh tujuh puluh ribu tentara dari keturunan Ishaq. Apabila mereka telah datang ke kota itu, mereka singgah, tetapi tidak berperang dengan satu senjata pun, dan tidak melemparkan satu anak panah pun. Mereka hanya mengucapkan ‘Laa ilaaha Illallah’ dan ‘Allahu akbar’ maka jatuhlah salah satu dari kedua belahan kota itu –Tsaur berkata, ‘Aku tidak tahu kecuali bahwa Rasulullah bersabda, ‘Belahan yang ada di laut.’’—kemudian mereka mengucapkan kedua kalinya, ‘Laa ilaaha Illallah’ dan ‘Allahu akbar’, maka jatuhlah belahan yang lain dari kota itu. Setelah itu mereka mengucapkan pula untuk ketiga kalinya, ‘Laa ilaaha Illallah’ dan ‘Allahu akbar’, maka terbukalah kota itu untuk mereka, sehingga mereka dapat memasukinya, lalu mendapatkan harta rampasan perang. Tatkala mereka tengah membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba terdengarlah teriakan meminta tolong yang mengatakan. ‘Sesungguhnya Dajjal benar-benar telah muncul.’ Oleh karena itu mereka pun meninggalkan apa saja, lalu pulang.”
Pada hadits berikut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa kaum muslimin akan menaklukkan beberapa pulau di tengah lautan, beberapa negeri di Romawi, dan seluruh Persia, serta bahwa kebenaran kaum muslimin akan mengalahkan kebatilan Dajjal.
Imam Muslim meriwayatkan, dari Nafi’ bin Uyainah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kalian akan berperang melawan jazirah Arab, sampai ditaklukkan Allah. Kemudian (kalian berperang) Persia sampai negeri itu ditaklukkan Allah. Kemudian (kalian berperang pula melawan) Romawi, sampai negeri itu ditaklukkan Allah. Kemudian kamu berperang melawan Dajjal, sampai ia ditaklukkan Allah.”
Sumber: Ibnu Katsir. Huru-Hara Hari Kiamat “An-Nihayah: Fitan wa Ahwaalu Akhiruz-Zamaan”. Terj. Anshari Umar Sitanggal, H. Imron Hasan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2002.