Fitnah yang Akan Terjadi Mendekati Akhir Zaman

313662 7a2a063a A8be 11e4 8350 Ca4e2523fab8

Fitnah di kalangan umat Islam

Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Usamah bin Zaid, ia berkata,

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah naik ke atas salah satu bangunan tinggi di kota Madinah, lalu bersabda, ‘Tahukah kalian apa yang aku lihat?’ Para sahabat menjawab, ‘Tidak.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya aku benar-benar melihat huru-hara terjadi di sela-sela rumah-rumah kalian seperti turunnya hujan.’”

Dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Waktu saling berdekatan, ilmu berkurang, kikir tak mau hilang, fitnah merajalela, dan banyak terjadi kerusuhan.” Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, kerusuhan apakah itu?” Beliau menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.”

Dicabutnya amanah

Imam al-Bukhari berkata, Hudzaifah telah menyampaikan hadits kepada kami, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan dua buah hadits kepada kami, salah satu di antaranya telah aku alami, dan aku menunggu-nunggu yang lainnya. Pada hadits yang pertama beliau bersabda,

Sesungguhnya amanat itu telah turun ke dalam lubuk hati manusia, kemudian turun pula al-Qur’an. Maka tahulah mereka dari al-Qur’an (apa yang diamanatkan), kemudian tahu pula dari as-Sunnah.”

Dan beliau menyampaikan kepada kami hadits tentang dicabutnya amanat, beliau bersabda,

Seseorang tidur beberapa saat, maka dicabutlah amanat itu dari dalam hatinya, sehingga meninggalkan bekasnya bagaikan bekas goresan. Sesudah itu, dia pun tidur lagi beberapa saat, lalu amanat itu dicabut lagi dari dalam hatinya, maka (kali ini) bekasnya seperti bekas lepuhan, yakni seperti halnya kamu menggelindingkan bara api pada kamu lalu melepuh, lalu kamu lihat lepuhan itu membengkak padahal dalamnya kosong.”

(Hudzaifah berkata), “Kini manusia saling berjual-beli, padahal tidak seorang pun yang menunaikan amanat sampai-sampai dikatakan, ‘Sesungguhnya di Bani Fulan ada seseorang yang bisa dipercaya.’ Sehingga dikatakanlah mengenai orang itu, ‘Alangkah hebatnya, alangkah eloknya, alangkah pintarnya.’ Padahal dalam hatinya tidak ada iman seberat biji sawi pun. Dan sesungguhnya aku pernah mengalami suatu masa, di mana aku tidak peduli dengan siapa pun dari kamu sekalian aku berjual-beli. Kalau dia muslim, maka keislamannya pasti mendorong dia datang lagi kepadaku. Dan kalau dia Nasrani, pasti pembantu-pembantunya mendorong dia datang lagi kepadaku. Adapun sekarang, aku tidak lagi berjual-beli dengan kamu sekalian kecuali dengan si Fulan dan si Fulan.”

Fitnah dari arah Timur

Dari ibnu Umar Radliyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di sebelah mimbar sambil menghadap ke Timur, lalu bersabda,

Ketahuilah, sesungguhnya fitnah (akan timbul) dari sini, dari tempat munculnya tanduk setan –atau kata beliau; tanduk matahari-.”

Menginginkan kematian

Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Tidak akan terjadi Kiamat sehingga seseorang melewati kuburan orang lain, lalu dia berkata, ‘Andaikan aku menggantikan tempatnya.”

Kekayaan bumi Arab yang menimbulkan peperangan

Menurut riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Tidak lama lagi lembah Eufrat akan membuka gudang kekayaan berisi emas. Maka barangsiapa mengalami saat itu, janganlah dia mengambilnya sedikit pun.”

Sedangkan riwayat Muslim dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Takkan terjadi Kiamat sebelum lembah Eufrat menyingkapkan sebuah gunung emas yang menyebabkan peperangan di antara sesama manusia yang memperebutkannya. Dari setiap 100 orang akan terbunuh 99. Dan setiap orang dari mereka berkata, ‘Barangkali akulah yang akan selamat.’”

Fitnah yang membinasakan akhlak

Abu Dawud meriwayatkan dari Wabishah bin Ma’bad al-Asadi, dari Ibnu Mas’ud Radliyallahu ‘anhu, dia berkata, Pernah saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda –lalu Ibnu Mas’ud menyebut sebagian hadits seperti yang diriwayatkan dari Abu Bakrah—dan selanjutnya bersabda pula,

Semua yang terbunuh dalam huru-hara itu masuk neraka.”

Dalam hadits itu Wabishah mengatakan, Aku bertanya, “Kapankah itu terjadi, wahai Ibnu Mas’ud?”

Ibnu Mas’ud menjawab, “Itulah zaman kerusuhan, dimana seorang lelaki tidak merasa aman terhadap teman duduknya.”

Aku bertanya, “Jika begitu, apa yang anda perintahkan kepadaku, jika aku mengalami zaman itu?”

“Tahanlah lidah dan tanganmu.” Jawab Ibnu Mas’ud Radliyallahu ‘anhu, kemudian beliau melanjutkan, “Dan jadilah orang yang betah menetap di rumah.”

Abu Dawud meriwayatkan dari Muslim bin Abi Bakrah dari ayahnya, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya akan terjadi suatu fitnah, dimana orang yang berbaring lebih baik daripada orang yang duduk, orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berlari.”

Abu Bakrah berkata, “Ya Rasulullah, apa yang anda perintahkan kepadaku?”

Rasulullah menjawab, “Barangsiapa memiliki unta, temuilah untanya. Barangsiapa memiliki kambing, temuilah kambingnya. Dan barangsiapa memiliki kebun, temuilah kebunnya. Barangsiapa tidak memiliki apa-apa, maka ambillah pedangnya, lalu pukullah batu dengan mata pedangnya itu, kemudian selamatkan dirinya selagi bisa.”

Hadits serupa diriwayatkan pula oleh Muslim dari Utsman as-Sahham.

Sebagian kaum muslimin kembali pada agama Berhala

Menurut riwayat Imam Ahmad dari Tsauban radiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah telah mengerutkan bumi di hadapanku, sehingga aku dapat melihat negeri-negeri timur dan barat. Dan sesungguhnya kerajaan umatku akan mencapai bagian-bagian bumi yang dikerutkan itu. Dan sesungguhnya aku telah diberi dua gudang kekayaan, yang merah dan yang putih. Dan sesungguhnya aku telah memohon kepada Tuhan-ku, agar umatku tidak dibinasakan dengan paceklik yang bertahun-tahun. Dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh, selain diri mereka sendiri, yang merampas kejayaan mereka. Dan sesungguhnya Tuhan-ku Yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi berfirman, ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya jika Aku telah memutuskan suatu perkara maka takkan bisa ditolak. Sesungguhnya Aku telah mengabulkan permohonanmu bagi umatmu, yakni mereka takkan dibinasakan dengan paceklik yang menahun, dan takkan dikuasai musuh selain diri mereka sendiri, yang merampas kejayaan mereka, sekalipun mereka dikepung dari segala penjuru bumi kecuali sebagian mereka membinasakan sebagain lainnya. Dan sebagian mereka menawan sebagian lainnya.’ Adapun yang aku khawatirkan terhadap umatku, tak lain adalah para pemimpin yang menyesatkan. Dan apabila pedang telah diletakkan di tengah umatku, maka takkan diangkat lagi dari mereka sampai Hari Kiamat. Dan tidak akan terjadi Kiamat sampai adanya beberapa kabilah dari umatku yang bergabung dengan orang-orang musyrik, dan sampai adanya beberapa kabilah dari umatku yang kembali menyembah berhala.dan sesungguhnya akan muncul di tengah umatku tiga puluh orang pendusta, masing-masing mengaku dirinya nabi, padahal aku adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi lagi setelahku. Namun, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang membela kebenaran. Mereka tidak peduli terhadap siapapun yang melawan mereka, sampai datangnya keputusan Allah ‘Azza wa Jalla.”

Menurut riwayat Abu Dawud, bahwa perawi hadits ini berkata, “Aku telah mendengar Abdullah bin Umar berkata, ‘Kami pernah duduk di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menerangkan panjang-lebar tentang berbagai macam fitnah, hingga akhirnya menyebut Fitnah Ahlas.

Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apa itu Fitnah Ahlas?”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Adalah perampasan harta dan keluarga, lalu dibawa lari.”

Rasulullah kemudian melanjutkan, “Kemudian timbullah sesudah itu Fitnah Sarra’, yang tipuan ataupun kerusakannya keluar dari bawah telapak kaki seseorang (yang mengaku) dari ahli baitku. Dia mengaku dari keluargaku, padahal dia bukan keluargaku. Wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertakwa.”

Kemudian manusia mengandalkan seseorang, seperti pantat bersandar pada tulang rusuk. Dan sesudah itu timbullah Fitnah Duhaima’. Yang tidak membiarkan seorang pun dari umat ini melainkan dilandanya. Sampai-sampai bila dikatakan fitnah itu telah usai, maka ia kembali lagi. Dimana seseorang di pagi hari beriman, lalu sore harinya kafir. Akhirnya manusia terbagi ke dalam dua golongan; golongan iman, dimana tidak ada kemunafikan, dan golongan munafik, dimana tidak ada keimanan. Apabila itu telah terjadi, maka tunggulah Dajjah pada hari itu juga. Atau esok harinya.”

Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin Umar –dimana perawinya, Abdurrahman yang mendengar langsung dari Ibnu Umar—mengaku; Waktu itu aku sedang duduk bersamanya di bawah naungan Ka’bah, ketika dia menyampaikan hadits ini kepada orang banyak, dia berkata, “Kami pernah menyertai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan jauh, maka kami singgah di suatu tempat. Tiba-tiba berserulah seorang penyeru yang ditugaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ash-Shalaatu Jaami’ah!’”

Ibnu Umar berkata, Maka aku pun tiba di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang berkhutbah di hadapan orang banyak seraya bersabda,

Hai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada sesuatu pun sebelum aku, kecuali Allah pasti menunjuki hamba-hamba-Nya mana diantaranya yang Dia ketahui merupakan kebaikan bagi mereka, dan Dia peringatkan mereka terhadap apa yang diketahui-Nya merupakan keburukan bagi mereka. Dan ketahuilah, sesungguhnya kesentosaan umat ini berada pada awalnya. Lalu akhir dari umat ini akan ditimpa bencana dan fitnah silih berganti. Ketika suatu fitnah datang, maka berkatalah si mukmin, ‘Inilah kebinasaanku.’ Kemudian fitnah itu pun usai, namun kemudian datang lagi, maka berkatalah si mukmin, ‘Inilah, inilah.’ Kemudian fitnah itu pun usai. Oleh karena itu, barangsiapa ingin dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah dia berupaya mengalami kematian dalam keadaan beriman kepada Allah dan Hari Akhir, dan hendaklah dia berlaku terhadap sesama manusia seperti yang dia inginkan orang lain berlaku terhadapnya. Dan barangsiapa berbai’at kepada seorang imam, maka hendaklah dia patuh kepadanya, jika mampu –dan suatu kali beliau mengatakan sebisanya -.’”

Abdurrahman berkata, “Setelah aku mendengar itu, aku memasukkan kepalaku di antara kedua kakiku, dan aku berkata, ‘Sesungguhnya anak pamanmu, Mu’awiyah telah memerintahkan kita untuk memakan harta orang lain secara batil, dan supaya kita membunuh sesama kita, padahal Allah ta’alaa benar-benar berfirman,

Hai orang-orang beriman janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan batil.’ (An-Nisaa: 29)’”

Abdurrahman berkata, “Maka Ibnu Umar menghimpun kedua tangannya lalu meletakkannya pada keningnya, kemudian menunduk sejenak, sesudah itu mengangkat kepalanya lalu berkata, ‘Taatlah kepadanya selagi dia memerintahkan ketaan kepada Allah.’ Aku bertanya kepada Ibnu Umar, ‘Apakah anda mendengar ini dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Maka beliau menjawab, ‘Ya. Ini telah didengar oleh kedua telingaku, dan dipahami oleh hatiku.’”

Sumber: Ibnu Katsir. Huru-Hara Hari Kiamat “An-Nihayah: Fitan wa Ahwaalu Akhiruz-Zamaan”. Terj. Anshari Umar Sitanggal, H. Imron Hasan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2002.