
Cerita-cerita israiliyyat tentang umur dunia
Riwayat israiliyyat yang menetapkan berapa umur yang telah dilewati oleh dunia ini maupun sisanya, semuanya tidak berdasar. Demikian pula tidak ada yang mengetahui sudah berapa lama zaman yang telah lewat kecuali Allah ‘Azza wa Jalla. Begitu juga catatan-catatan yang ada dalam kitab-kitab Bani Israil dan para Ahli Kitab, yang membuat batasan berapa ribu atau berapa ratus tahun umur dunia ini. Semuanya tidak berdasar, bahkan tidak sedikit ulama yang menyatakan kekeliruan dan kebatilan mereka dalam persoalan ini. Memang mereka pantas dituduh demikian.
Karena Allah berfirman,
“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Hari Kiamat, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktu)nya? Kepada Tuhan-mulah dikembalikan kesudahan (ketentuan waktu)-nya. Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (Hari Kiamat). Pada hari mereka melihat Hari Kiamat itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi.” (An-Nazi’at: 42-46).
Tanda-tanda Kiamat baru mulai muncul pada tahun 200 H?
Mengenai berita yang mengabarkan bahwa tanda-tanda kiamat baru akan muncul setelah tahun 200 H, ternyata berita seperti itu tidak benar.
Meskipun Ibnu Majah telah meriwayatkan dari Abu Qatadah, sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tanda-tanda (Kiamat) adalah setelah tahun dua ratus.”
Bahkan kemudian Ibnu Majah meriwayatkan pula hadits yang serupa dari dua jalur lainnya dari Anas, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tetapi semua itu tidak ada yang shahih. Dan kalaupun shahih, maka yang dimaksud tentu adalah fitnah yang terjadi gara-gara munculnya pendapat yang mengatakan bahwa al-Qur’an itu makhluk, yakni fitnah yang mengakibatkan bencana yang menimpa Imam Ahmad bin Hanbal dan teman-temannya dari para ulama ahli hadits terkemuka, sebagaimana yang pernah kami terangkan dalam kitab terdahulu.
Tahun 500 H
Abu Daud meriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash, sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya aku benar-benar berharap umatku selamat di sisi Tuhan-nya, jangan sampai mereka ditangguhkan umurnya sampai setengah hari lagi. Seseorang bertanya kepada Sa’ad, ‘Berapa lama setengah hari itu?’ Dia menjawab, ‘Lima ratus tahun.’”
Hadits ini diriwayatkan secara sendirian oleh Abu Dawud. Sementara itu Ahmad bin Hambal meriwayatkan pernyataan yang serupa dari Abu Tsa’labah al-Khasyani.
Namun demikian, dengan adanya pembatasan waktu ini, berarti sisa selebihnya sudah habis, sekalipun umpamanya periwayatan hadits ini secara marfu’ adalah benar. Allahu a’lam.
Umur dunia ini tinggal 1000 tahun lagi?
Jika terdapat hadits yang menyatakan bahwa umur dunia ini tinggal seribu tahun lagi, maka itu tidak benar. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menentukan kapan terjadinya Kiamat. Adapun berita yang disebarkan oleh banyak kalangan awam, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam takkan lebih dari seribu tahun tinggal dalam kuburnya, itu tidak ada dasarnya. Tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits yang mu’tamad (dijadikan sandaran), tidak pernah kami dengar sama sekali dari kitab-kitab mabsuthat (yang tebal-tebal) ataupun kitab-kitab ringkasan hadits. Bahkan tidak ada periwayatan yang otentik satu hadits pun dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan, bahwa beliau memberi batasan waktu kapan terjadinya hari Kiamat. Beliau hanya menyebutkan sebagian dari tanda-tandanya saja.
Sumber: Ibnu Katsir. Huru-Hara Hari Kiamat “An-Nihayah: Fitan wa Ahwaalu Akhiruz-Zamaan”. Terj. Anshari Umar Sitanggal, H. Imron Hasan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2002.