Diriwayatkan dari Sahl bin Mu’adz bin Anas, dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah saw. melarang ihtibaa[1] pada hari Jum’at saat imam sedang beikhutbah. (Shahih lighairihi, HR Abu Dawud [1110], at-Tirmidzi [514] dan Ibnu Khuzaimah [1815]).
Kandungan Bab:
- Larangan ihtibaa’ pada hari Jum’at saat imam sedang berkhutbah.
- Duduk dengan cara ihtibaa’ dapat membuat tertidur, dapat menyebabkan batalnya wudhu’ dan dapat menyebabkan aurat tersingkap bagi yang hanya mengenakan sehelai pakaian saja.
————————————
[1] Ihtibaa’ adalah, duduk dengan menegakkan kedua tungkai kaki lalu mengikatnya dengan kain atau duduk dengan memeluk kedua tungkai kaki dengan kedua tangannya dan bersandar dengannya.Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 1/524-524.