Larangan Mengikuti Adat Jahiliyyah

Allah SWT berfirman, "(Keadaanmu hai orang-orang munafik dan musyirikin adalah) seperti keadaan orang-orang sebelummu, mereka lebih kuat daripadamu, dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripadamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang bathil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi," (At-Taubah: 69).

Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri r.a., dari Nabi saw.bersabda, "Kalian akan mengikuti adat tradisi ummat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Hingga sekiranya mereka masuk dalam lubang biawak, [1] niscaya kalian akan mengikutinya juga." Para Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah yang dimaksud itu orang-orang Yahudi dan Nasrani?" Rasulullah menjawab, "Kalau bukan mereka, siapa lagi?"(Bukhari [3456] dan Muslim [2669]).

Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Abbas r.a., bahwa Rasulullah saw. Bersabda, "Tiga orang yang paling dibenci Allah; Pelaku ilhad (mulhid) [2] di tanah haram, pengikut tradisi Jahiliyyah dalam Islam, penuntut balas darah seorang Muslim tanpa haq untuk menumpahkan darahnya." (Bukhari [6882]).

Diriwayatkan dari Hulb r.a. berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, 'Jangan sampai masuk setitik pun keraguan dalam hatimu (tentang kehalalan makanan yang telah dihalalkan Allah-pent.) seperti halnya keraguan yang menjangkiti orang-orang Nasrani’." (Hasan ligharihi, HR Abu Dawud [3784], at-Tirmidzi [1565], Ibnu Majah [2830], Ahmad [V/226-227], dan al-Baihaqi [VII/279]).

Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Abbas r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Bukan dari golongan kami, siapa saja yang mengamalkan Sunnah selain Sunnah kami." (Shahiihul Jaami'ish Shagriir [5439]).

Diriwayatkan dari al-Mustaurid r.a., dari Rasulullah saw. bersabda, "Tidak tersisa satu pun tradisi orang-orang terdahulu melainkan telah dilakukan oleh ummat ini!" (Shahiihul Jaami'ish Shaghiir [7219]).

Kandungan Bab:

  1. Rasulullah saw. melarang ummatnya mengikuti tradisi orang-orang Yahudi dan Nasrani. Hal itu menunjukkan kelemahan yang menimpa kaum Muslimin, karena mereka telah melepas jatidiri sebagai Muslim yang dengannya Allah mengistimewakan mereka. Dengan itulah mereka menjadi ummat terbaik yang dikeluarkan kepada manusia yang menjadi panutan bagi ummat-ummat lain. Dan karena mereka mengikuti jalan-jalan menyimpang yang mencerai beraikan mereka dari jalan Allah. 
  2. Oleh sebab itu, siapa saja yang mempertahankan tradisi Jahiliyyah, menyebarkan atau melaksanakannya atau mengajak orang kepadanya, maka ia berhak mendapat kebencian Allah. Dan barangsiapa dibenci oleh Allah, maka ia berhak mendapat kebinasaan, kehancuran dan adzab yang besar. 
  3. Setiap Muslim wajib melepaskan seluruh perkara yang menyerupai tradisi Jahiliyyah atau diperkirakan termasuk tradisi kaum Jahiliyyah. Sebab, siapa saja yang menyerupai satu kaum, maka ia termasuk golongan mereka. 
  4. Kaum Muslimin wajib memelihara fitrah yang telah Allah gariskan atas mereka. Sesungguhnya, sengaja menyelisihi tradisi Jahiliyyah dalam segala bentuk, macam dan namanya merupakan salah satu tujuan diutusnya para Nabi, dan termasuk salah satu tujuan syari'at yang sangat agung.

……………………………………

[1] Hewan melata yang sudah dikenal luas. Penyebutan lubang biawak secara khusus di sini karena sempit dan jeleknya lubang tersebut. Maksudnya adalah, mereka terus mengikuti tradisi Yahudi dan Nasrani meski harus masuk ke dalam tempat yang sempit dan jelek ini, mereka akan turut masuk!

[2] Mulhid adalah orang yang menyimpang dari kebenaran dan keluar dari batas kewajaran dan keadilan.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar'iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi'i, 2006), hlm. 1/268-271.