Pertanyaan:
Ustadz, apakah betul wanita yang sedang haid tidak boleh memegang dan membaca Al-Qur’an? Lalu amalan apa yang dapat dilakukan wanita yang sedang haid untuk menggantinya?
Ratih Pertiwi (Yogyakarta)
Jawaban:
Al Hamdulillah wash shalah wassalam ala Rasulillah amma ba’d;
Amalan-amalan yang dilarang bagi wanita yang sedang haid:
1. Shalat.
Sudah menjadi ijma’ ulama’ bahwa diharamkan bagi wanita haid untuk malaksanakan shalat, baik yang wajib ataupun yang sunnah. Salah satu dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadis yang diriwayatkan oleh imam Al Bukhari dari sahabat Abu Sa’idz Al Khudzri, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,
أليس إذا حاضت لم تصل ولم تصم؟ فذلك نقصان دينها
“Bukankah jika seorang wanita itu haid tidak shalat dan tidak berpuasa? Itulah sisi kekurangan di dalam agamanya.”
2. Puasa.
Yang mendasari hal tersebut adalah adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu dawud dari Aisyah radhiyallhuanha, beliau menuturkan, “…Kita para wanita mendapatkan haid, kita diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat.”
3. Bersenggama.
Allah berfirman,
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُواْ النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci . Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Al Baqarah : 222).
Bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tentang hal-hal yag boleh dilakukan kepada istri yang haid,
اصنعوا كل شيئ إلا النكاح
“Berbuatlah sesukamu kecuali bersenggama.” (Dikeluarkan oleh Imam Muslim dan yang lainnya).
4. Thawaf.
Rasulullah bersabda kepada Aisyah yang sedang haid ketika melaksanakan manasik haji,
افعلي مايفعله الحاج غير أن لا تطوفي بالبيت حتى تطهري
“Lakukanlah apa yang dilakukan oleh orang yang berhaji, kecuali thawaf mengelilingi ka’bah sampai kamu suci kembali.” (Dikeluarkan oleh Imam Al Bukhari).
Sedangkan di antara perkara-perkara yang boleh dilakukan oleh wanita haid adalah sebagai berikut:
1. Dzikir dan membaca Al Qur’an.
Ini adalah pendapat yang rajih, yaitu pendapat Abu Hanifah, dan yang masyhur dari Madzhab Asy syafi’iy serta Ahmad.
Dzikir dan membaca Al Qur’an (tanpa menyentuhnya) boleh menurut pendapat yang paling kuat dari pendapat para ulama’. Dan dalil yag menunjukkan hal tersebut cukup banyak dari hadis-hadis Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah radhiyallahu anha, beliau menuturkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam selalu selalu berdzikir pada setiap kondisi. (Dikeluarkan oleh Muslim).
Sedangkan hadis dari Abdullah bin Amru yang berbunyi,
لايقرأ الجنب ولا الحائض شيئا من القرآن
“Tidak boleh seorang yang sedang junub dan haid membaca sesuatu dari Al Qur’an.” , adalah hadis yang tidak shahih.
2. Memegang Mushaf.
Tidak dipungkiri bahwa mayoritas para ulama berpendapat bahwa seseorang yang berhadas tidak boleh menyentuh mushaf. Namun dalil yang mereka gunakan tidak luput dari kelemahan kritikan. Sedangkan sebagian ulama’ seperti Ibnu Abbas dan sebagian para salaf, madzhab Abu Hanifah, Dawud Azh zhahiri, Ibnu Hazim menyatakan bahwah tidak ada dalil yang menunjukkan wajibnya berwudhu untuk memegang mushaf. Pendapat ini juga dipilih oleh Ibnu Al mundzir.
3. Menghadiri shalat ‘ied.
4. Bercumbu dengan suami dan lain lain.
Wallahu a’lam.