Jakarta (An-najah.net) – Peneliti dan Pakar kajian Syiah, Syaikh Ali Al Ammary menerangkan kerja sama antara kaum Syiah yang dimotori oleh Iran dengan Yahudi Israel secara diam-diam sudah dilakukan sejak lama sekali. Diantaranya, penyebaran Syiah di Libanon dan konspirasi Syiah Nusairiyah menyarahkan dataran tinggi Golan kepada Israel.
“Penyebaran Syiah di dua wilayah ini mendapat sokongan dari yahudi, sebab keberadan Syiah menguntungkan Israel,” Katanya dalam kunjungan ke Kantor Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jl.Kramat Raya No.35, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2013).
Ia menceritakan, pada awalnya seorang tokoh Syiah bernama Musa Al Sadr dikirim oleh Iran ke Libanon. Musa dan pengikutnya membentuk organisasi yang dinamakan “Gerakan Amal” untuk penyebaran dan membangun kekuatan Syiah di Libanon. Salah satu upaya Syiah mendominasi Libanon, mereka melancarkan aksi-aksi pembantaian terhadap penduduk Sunni.
Syiah juga dinilai olehnya terlibat dalam pembantaian yang terkenal di dunia yakni, pembantaian camp Shabra Shatilla, yang dihuni oleh pengungsi Palestina.
“Pembantaian-pembantaian itu mereka lakukan untuk merubah komposisi demografis di Libanon yang didominasi oleh Sunni sebelumnya,” ungkap Syaikh Ali.
Pembantaian juga banyak dilakukan oleh kaum Syiah terhadap penduduk Sunni Libanon terutama di wilayah berbatasan dengan Israel. Pembantaian yang menguntungkan Israel dari ancaman perlawanan Sunni.
“Ketika itu, dari perbatasan Israel utara perlawanan sering dilakukan kaum Sunni dengan melepaskan roket ataupun tembakan. Syiah merubah posisi itu dan membuat aman perbatasan,” tutur Syaikh Ali.
Dari Gerakan Amal itulah kemudian lahir gerakan “Hizbullah” Libanon, yang kini mendominasi negeri tersebut dari berbagai aspek.
“Gerakan Amal dihilangkan, dan dimunculkanlah Hizbullah agar kaum Sunni lupa perbuatan mereka dahulu,” terang Syaikh Ali.
Kerja sama antara kaum Syiah dengan Israel, juga terjadi di Suriah. Rezim Hafez Assad memberikan Cuma-Cuma dataran tinggi Golan kepada Israel. Sementara itu, kaum Sunni di Suriah ditekan habis oleh rezim Nushairiyah.
“Dengan dikuasainya Golan oleh Israel dan dijaga pasukan Suriah, pintu perlawananpun tertutup dari arah Suriah,” ucapnya.
Konspirasi dan kepura-puraan antara Syiah dan Israel, Kata Syaikh Ali juga dimainkan oleh pemerintah Iran. Sejak masa Khomeini berkuasa, Iran selalu menggembar-gemborkan untuk menyerang Israel dan mengancam negeri zionis tersebut serta direspons oleh pemerintah Israel dengan sikap ketakutan dan khawatir serta mengancam balik Iran.
“Tapi, hingga 40 tahun hal itu hanya ancam-ancaman saja. Tidak pernah terjadi peperangan antara Iran dengan Israel,” cetusnya.
Lebih dari itu, pengkhianatan dan kolaborasi antara kaum Syiah dengan Barat juga dapat dilihat di Iraq. Awalnya, ulama Syiah Irak, Ayatullah Ali Sistani menyatakan bahwa Amerika merupakan agressor. Akan tetapi, ketika Saddam Husein jatuh dari tampuk kekuasaan Ali Sistani merubah fatwanya menyatakan bahwa Amerika harus didukung.
“Sekarang keuasaan di Iraq sudah berada di tangan Syiah, diberikan oleh Amerika,” ujar Syaikh Ali.
Syaikh Ali juga mengingatkan kepada kaum Muslimin di Indonesia agar berhati-hati dengan tipudaya kaum Syiah yang selalu mengkampanyekan taqrib (pendekatan Mazhab), karena hal itu hanya dilakukannya ketika mereka dalam keadaan lemah, jika dalam keadaan kuat Syiah sangat membenci kaum Sunni.
“Jika mereka minoritas mereka akan lembut dan mengajak persatuan. Akan tetapi jika kita lemah kita akan disingkirkan bahkan dibantai, seperti yang kini terjadi di Suriah, Iraq, dan Iran,” katanya.
Bahkan, menurutnya di Iran pun yang jumlah kaum Sunninya cukup banyak mendirikan rumah Ibadah pun di persulit.
“Lihatlah, di Teheran tidak ada satu pun masjid Sunni yang diizinkan berdiri,” tegasnya.
Sebelumnya, dalam kesempatan dialog yang panjang tersebut, Syaikh Ali banyak mengulas latar belakang sejarah munculnya kembali kekuatan Syiah yang dibelakangnya dimainkan oleh tangan-tangan Barat untuk menghancurkan umat Islam dari dalam.
“Mereka mencoba menghancurkan Islam melalui tangan-tangan orang munafik yang secara zhohir mirip dengan kita, namun menyimpang,” tuturnya.