Tokoh Homoseks di Kalangan Umat Islam, Masih Muslimkah Mereka?

WASHINGTON, muslimdaily.net, – Di saat banyak negara Eropa dan negara bagian di Amerika melegalkan pernikahan sesama jenis, mungkin orang-orang di sana lupa bahwa terdapat kelompok masyarakat, khususnya Islam sangat menentang hal tersebut. Sebagaimana cerita mengenai kaum Nabi Luth yang menganut homoseks, yang kemudian Allah menimpakan azab kepada para pelaku tindakan nista tersebut.

Harian terkemuka di Amerika, Washington Post, merilis sebuah cerita mengenai kehidupan seorang tokoh, yang dianggap ‘imam’ oleh komunitas yang mengaku beragama Islam di Amerika. Nama tokoh itu adalah Daayiee Abdullah, komunitas LGTB memanggilnya dengan sebutan Imam. Sebuah sebutan bagi ulama atau ustadz yang paham agama Islam, di negara barat, demikian lansir alarabiya.net, Kamis 18 April.

Daayiee Abdullah sendiri adalah seorang penganut gay juga. Dia adalah seorang pria Afro-Amerika kelahiran Detroit. Dia mulai masuk Islam saat berada di Beijing. Daayiee Abdullah secara diam-diam membantu pasangan Muslim sesama jenis untuk ‘menikah’ dan menjaga rahasia dari keluarga mereka.

Salah satu pasangan yang dia ‘nikahkan’ adalah dua pria berinisial MQ dan JC.

“Kami harus meminta semua tamu kami untuk tidak mengumumkan melalui media sosial tentang pernikahan kami. Tidak boleh ada Facebook, ada Twitter ada Instagram,” kata MQ.

“Saudara-saudara kami bisa dibunuh, rumah mereka bisa hancur kalau pernikahan kami muncul di internet. “

Daayiee Abdullah sendiri dianggap sebagai pahlawan oleh komunitas gay yang mengaku muslim di Amerika, karena berani ‘menikahkan’ pasangan homoseksual, yang sebenarnya sangat ditentang oleh Islam.

“Dia telah sangat membantu bagi orang yang mencoba untuk mengkompromikan masalah seksualitas kami dengan agama,” kata Faisal Alam, seorang aktivis yang mengaku Muslim yang sebelumnya tinggal di Washington, dalam sebuah wawancara dengan Washington Post.

Tindakan Daayiee Abdullah yang melanggar secara jelas aturan Islam ini tentunya mendapat penentangan keras dari komunitas muslim di sana. Masyarakat muslim yang paham akan kebenaran dan ilmu berusaha menyadarkan. Karena tidak bisa, mereka lalu menjauhi.

“Saya tidak setuju dengan penafsiran Daayiee tentang Al Quran,” kata Johari Abdul-Malik, anggota komite eksekutif dari Dewan Organisasi Muslim di Washington, dalam sebuah wawancara dengan Washington Post.

Daayiee Abdullah bernama asli Sid Thompson. Dia dibesarkan dalam keluarga yang mendukung liberalisme. Dia lulusan fakultas hukum, Georgetown University. Dan pernah bekerja di beberapa tempat. Pernah mencoba mengikuti sekolah agama yang didanai Arab Saudi di Amerika. Namun dia dikeluarkan karena ketahuan bahwa dia adalah seorang gay.

Pada tahun 1980, ia ke China dan kuliah lagi di sana. Dia belajar bahasa China, Arab, dan Timur Tengah. Dia kemudian juga menyatakan masuk Islam di China. Dia kemudian bekerja dan belajar di sejumlah negara berpenduduk muslim.

Dia pernah berusaha membangun sebuah masjid khusus kaum homoseks di Washington, namun gagal karena memdapat penentangan komunitas muslim di sana. Namun saat ini dia menjalankan masjid kaum gay secara tertutup.