Membaca Buku Doa Ketika Thawaf dan Sa’i

Haji

Jika orang yang melaksanakan ibadah haji atau umrah itu hanya mengetahui sedikit doa, bolehkah dia membaca buku-buku doa dalam thawaf, sa’i dan ibadah-ibadah lainnya?

Jawaban:

Orang yang melaksanakan haji atau umrah itu cukup membaca doa-doa yang diketahuinya saja, karena doa-doa yang diketahui itu digunakan untuk berdoa, maka dia akan tahu maknanya dan akan meminta kepada Allah sesuai dengan keinginannya dalam doa tersebut.

Adapun jika dia mengambil buku atau dituntun oleh seorang imam dengan doa yang dia tidak memahaminya, hal itu tidak bermanfaat baginya. Banyak orang yang mengikuti bacaan atau doa pemandu haji sementara mereka tidak memahami maknanya. Sedangkan panduan-panduan yang menjelaskan bahwa di setiap putaran thawaf ada doanya sendiri-sendiri adalah bid’ah yang tidak boleh dipakai oleh kaum Muslimin karena itu sesat. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak pernah menetapkan untuk ummatnya, doa tertentu untuk setiap putaran, tetapi beliau bersabda,”Sesungguhnya thawaf itu dilakukan di Ka’bah, antara bukit Shafa dan Marwwah, dan melempar Jumrah dilakukan untuk berdzikir kepada Allah.”{Ditakhrij oleh Abu dawud dalam kitab Al-Manasik, bab “Fi Ar-Raml”, At-Tirmidzi dalam Abwaab Al-Hajj, bab”Maa Jaa’a Kaifa Tarmi Al-Jimar”, dan Imam Ahmad dalam Al-Musnad,IV,64}.

Dengan demikian, yang harus dilakukan orang mukmin adalah berhati-hati dari buku-buku panduan tersebut dan hendaklah dia memohon kepada Allah apa yang diinginkannya. Berdzikir kepada Allah dengan bahasa yang difahami lebih baik daripada menggunakan buku-buku panduan yang tidak dia ketahui maknanya, bahkan lafalnya saja tidak tahu apalagi maknanya.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Fataawaa Arkaanil Islam, atau Tuntunan Tanya-Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, Haji: Fataawaa Arkaanil Islam, terj. Muniril Abidin, M.Ag (Darul Falah, 2005), hlm.573-574.