Apakah shadaqah jariyah itu adalah shadaqah yang dikeluarkan manusia pada masa hidupnya ataukah yang shadaqah yang disedekahkan oleh keluarganya untuknya setelah dia meninggal? Jawaban:
Dzahir dari sabda Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam “kecuali dari shadaqah jariyah” (HR Muslim) adalah shadaqah yang dikeluarkan oleh mayit itu sendiri bukan yang dikeluarkan oleh anak-anaknya untuknya setelah dia meninggal, karena kebaikan yang berkaitan tentang anak yang shalih telah dijelaskan tersendiri oleh Rasulullah dalam sabda, “anak shalih yang mendoakannya.” Tetapi jika mayat itu sebelumnya telah berwasiat tentang sesuatu agar dijadikan shadaqah jariyah atau mewakafkan sesuatu, maka hal itu akan menjadi shadaqah jariyah miliknya setelah dia mati.
Begitu juga dengan ilmu, termasuk hasil usahanya serta anak yang mendoakannya. Maka dari itu seandainya ditanyakan kepada kami, mana yang lebih baik, saya shalat dua rakaat untuk orang tua atau saya shalat dua rakaat untuk diri saya sendiri dan berdoa di dalamnya untuk kedua orang tua?
Saya jawab, yang lebih baik adalah hendaknya kamu shalat dua rakaat untuk dirimu sendiri dan di dalamnya kamu berdoa untuk kedua orang tuamu. Karena itulah Nabi shallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “atau anak shalih yang mendoakannya” dan tidak bersabda yang shalat untuknya atau beramal untuknya dan sebagainya.
Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa Arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 469 – 470.