Larangan Bersikap Sombong dan Angkuh

Allah berfirman, “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung,” (Al-Isra’: 37).

Allah berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (Luqman: 18).

Firman Allah SWT, “Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Karun berkata, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar.” Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah).” Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa,” (Al-Qashash: 76-83).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a, dari Nabi saw. beliau bersabda, “Tidak akan masuk surga seorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana seorang yang sukai memakai baju dan sepatu bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya ALlah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain,” (HR Muslim [91]).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Keperkasaan adalah sarang-Ku dan kesombongan merupakan selendang-Ku. Barangsiapa merebutnya dari-Ku maka Aku akan menyiksanya,” (HR Muslim [2620]).

Masih dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. pernah bersabda, ‘Ada tiga orang yang tidak akan diajak oleh Allah pada hari kiamat kelak, tidak akan disucikan, tidak akan diperhatikan dan untuk mereka siksaan yang pedih, orang tua pezina, raja yang berdusta, dan orang fakir yang sombong’,” (HR Muslim [107).

Masih dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. pernah bersabda, ‘Ketika seorang laki-laki berjalan dengan mengenakan dua helai pakaian dengan sombong dan merasa kagum terhadap dirinya sendiri, tiba-tiba Allah menenggelamkannya ke dalam bumi dan ia tetap seperti itu hingga hari kiamat’,” (HR Bukhari [5789] dan Muslim [2088]).

Diriwayatkan dari Haritsah bin Wahb r.a, ia berkata, “AKu pernah mendengar Rasululah saw. bersabda, ‘Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk surga? mereka semua adalah orang-orang lemah yang tawadhu’, namun jika bersumpah niscaya Allah akan mengabulkan sumpahnya. Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur’,” (HR Bukhari [4198] dan Muslim [2853]).

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri r.a, dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda, “Surga dan neraka saling berdebat. Neraka berkata, ‘Aku dihuni oleh orang-orang yang angkuh dan sombong.’ Surga berkata, ‘Aku dihuni oleh orang-orang yang lemah dan miskin.’ Lalu Allah menengahinya dan berkata, ‘Surga! Kamu adalah rahmat-Ku yang denganmu Aku memberi rahmat kepada siapa yang Aku kehendaki. Dan kamu neraka, kamu adalah siksaan-Ku, denganmu Aku menyiksa siapa saja yang Aku kehendaki. Kalian berdua akan Aku penuhkan’,” (HR Muslim [2818]).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr r.a, dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda, “Sesungguhnya penghuni neraka seluruhnya orang-orang kasar, keras, angkuh, kaya, dan bakhil. Sedangkan penghuni surga adalah orang-orang yang lemah yang tidak berdaya,” (Shahih, HR Ahmad [II/114]).

Masih diriwayatkan dari Abdullah bin Amr r.a, dari Nabi saw. bersabda, “Pada hari kiamat orang-orang angku akan dikumpulkan seperti semut berbentuk manusia yang diselimuti perasaan hina dari segala arah. Lantas mereka digiring ke penjara di neraka jahannam yang disebut Baulas. Api neraka akan membakar mereka dan mereka diberi minuman dari air kotoran penghuni neraka,” (Hasan, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [557]).

Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. pernah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorangpun yang menganiaya orang lain dan tidak seorangpun menyombongkan diri di hadapan orang lain’,” (HR Muslim [2868]).

Kandungan Bab:

  1. Sombong, kagum terhadap diri sendiri dan membangga-banggakan diri termasuk dosa besar dan berhak mendapat kemurkaan serta siksaan dari Allah di dunia dan akhirat.
  2. Apabila perbuata ini dilakukan oleh orang-orang yang pada kenyataannya apa yang ia sombongkan tidak ada pada dirinya maka dosanya lebih besar. Oleh karena itu sifat sombong yang dilakukan oleh orang miskin yang tidak memiliki apapun, lantas ia menyombongkan diri dengan sesuatu yang tidak ia miliki menunjukkan bahwa ia menganggap remeh dan memperolok hukum tersebut dan juga sebagai bukti bahwa orang tersebut kurang memiliki sifat rendah hati dan lemah agamnya.
  3. Kagum terhadap diri sendiri termasuk sifat yang membawa kepada kebinasaan. barangsiapa memiliki sifat ini, akan membawa kepada akibat jelek pada dirinya baik di dunia maupun diakhirat.
  4. Membanggakan diri akan menimbulkan sifat aniaya dan dapat memutuskan tali silaturahim. Mereka yang memiliki dua sifat ini akan mendapatkan hukuman di dunia sebelum hukuman yang menantinya di akhiratnya kelak.

    Apa yang berkaitan dengan masalah ini telah aku bicarakan panjang lebar dalam kitabku at-Tawaadhu’ halaman 35 dan seterusnya.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/330-331.