![Teenage Girl With Praying. Peace, Hope, Dreams Concept.](https://www.alislamu.com/images/2022/11/mengapa-kita-harus-mengucap-syukur.jpg)
A. Do’a adalah Obat
Do’a termasuk obat yang sangat bermanfaat sekaligus musuh bagi bencana. Ia akan memerangi, mengobati, mencegah, menghilangkan, atau mengurangi bencana yang menimpa. Do’a merupakan senjata kaum Mukminin.
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Shahiihnya, dari ‘Ali bin Abi Thalib, bahwasanya Rasulullah bersabda:
الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ، وَعِمَادُ الدِّيْنِ، وَنُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Do’a adalah senjata kaum Mukminin dan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi.”
Ketika bersanding dengan musibah, do’a mempunyai tiga kondisi sebagai berikut:
1) Do’a lebih kuat daripada musibah. Maka dari itu, do’a mampu mencegah terjadinya musibah.
2) Do’a lebih lemah daripada musibah. Akibatnya, do’a terkalah- kan sehingga musibah menimpa orang yang bersangkutan. Akan tetapi, do’a bisa meringankan musibah tersebut meski- pun hanya sedikit.
3) Satu sama lain saling menyerang dan saling menghilangkan.
Al-Hakim meriwayatkan dalam Shahiihnya dari ‘Aisyah, ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:
لَا يُغْنِي حَذَرٌ مِنْ قَدَرٍ. وَالدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ، وَإِنَّ الْبَلَاءَ لَيَنْزِلُ فَيَلْقَاهُ الدُّعَاءُ فَيَعْتَلِجَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Sikap waspada tidak mampu menolak takdir. Do’a akan memberikan manfaat kepada hal-hal yang telah terjadi dan yang belum terjadi. Pada saat musibah itu turun, do’a segera menghadapinya. Keduanya lantas saling bertarung hingga datangnya hari Kiamat.”
Disebutkan juga dalam kitab yang sama, dari Ibnu ‘Umar, bahwasanya Nabi bersabda:
الدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ، فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ
“Do’a akan memberikan manfaat terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Maka hendaklah kalian berdo’a, wahai hamba-hamba Allah.”
Masih dalam kitab yang sama, yaitu dari Tsauban, bahwasanya Nabi bersabda:
لَا يَرُدُّ القَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا البِرُّ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
“Tidak ada yang dapat menolak takdir, kecuali do’a. Tidak ada pula yang dapat menambah usia, kecuali kebajikan. Sesungguhnya seseorang itu benar-benar akan terhalang dari rizkinya karena dosa yang ia kerjakan.”
B. Terus-menerus dalam Do’a
Sikap terus-menerus berdo’a termasuk obat penawar yang sangat bermanfaat. Ibnu Majah dalam Sunannya meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah,” beliau mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:
مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ
“Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah niscaya Allah akan murka kepadanya.”
Disebutkan pula dalam Shahiih al-Hakim dari Anas, bahwasanya Nabi bersabda:
لَا تَعْجَزُوْا فِي الدُّعَاءِ: فَإِنَّهُ لَا يَهْلِكُ مَعَ الدُّعَاءِ أَحَدٌ
“Janganlah kalian lemah dalam berdo’a karena sesungguhnya tidak ada orang yang binasa dikarenakan do’a.”
Al-Auza’i menyebutkan dari az-Zuhri, dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah ,ia (‘Aisyah) mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُلِحِّيْنَ فِي الدُّعَاءِ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang terus-menerus mengulang-ulang ketika berdo’a.”
Di dalam kitab az-Zuhd karya Imam Ahmad disebutkan bahwa Qatadah bercerita: “Muwarriq berkata: ‘Saya tidak pernah mendapatkan suatu perumpamaan bagi orang Mukmin (dalam hal berdo’a) melainkan seperti seseorang di atas kayu yang tengah mengapung di lautan, kemudian ia berdo’a: ‘Wahai Rabbku. Wahai Rabbku.’ Ia berharap semoga Allah menyelamatkannya.”
Sumber: Terjemah Addaa wad Dawaa, Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Hal 17-21