Perintah Jaga Pandangan

Menjaga Pandangan

Ketahuilah, semoga Allah memberikan taufik kepadamu, sesungguhnya pandangan adalah pembawa berita bagi hati. Pandangan menyampaikan berita hal-hal yang dilihatnya, mengukir rupa-rupanya ke dalamnya, lalu pikiran berputar-putar di sana sehingga menyibukkannya dari berpikir tentang hal- hal yang bermanfaat di akhirat.

Ketika kebebasan pandangan menyebabkan timbulnya nafsu dalam hati, syara’ memerintahkan menjaga pandangan yang dikhawatirkan akibat- akibatnya. Jika kamu tidak menjaga diri, padahal kamu diperintahkan untuk menjaga diri sehingga kamu jatuh sakit, mengapa kamu ribut dengan rasa sakit?

Allah berfirman,

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya.” (An-Nur: 30)

“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya.” (An-Nur: 31)

Kemudian Allah mengisyaratkan penyebab dari sebab ini dan mengingatkan akibat keburukan ini dengan firman-Nya,

“Dan memelihara kemaluannya.” (An-Nur: 30)

Hibatullah bin Muhammad bercerita kepada kami, ia berkata, “Al-Hasan bin Ali bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Bakar bin Malik bercerita kepada kami, ia berkata, “Abdullah bin Ahmad bercerita kepada kami, ia berkata, “Ayahku bercerita kepadaku, ia berkata, “Husyaim bercerita kepada kami, ia berkata, “Yunus bercerita kepada kami dari Amr bin Said dari Abu Zur’ah bin Amr dari Jarir bin Abdillah, ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan sekilas yang tidak disengaja, beliau menjawab, “Palingkanlah pandanganmu.”(HR. Imam Ahmad). Imam Muslim meriwayatkannya secara menyendiri. Ia meriwayatkannya dari Qutaibah dari Yazid bin Zari’ dari Yunus, dia adalah Ibnu Ubaid.

Abu Nashr Ath-Thusi, Abu Al-Qasim As-Samarqandi, Abu Abdillah bin Al- Banna, Abu Al-Fadhl bin Al-Alimah dan Abu Al-Hasan Al-Khayyath bercerita kepada kami, mereka berkata, “Ibnu An-Naqur bercerita kepada kami, ia berkata, “Ibnu Hababah bercerita kepada kami.”

Ismail bin Ahmad, Abdul Wahab bin Al-Mubarak dan Yahya bin Ali bercerita kepada kami, mereka berkata, “Abu Muhammad Ash-Sharifaini bercerita kepada kami, ia berkata, “Umar bin Ibrahim Al-Kanani bercerita kepada kami, mereka berdua berkata, “Al-Baghawi bercerita kepada kami, ia berkata, “Thalut bin Abbad bercerita kepada kami, ia berkata, “Fadhal bin Jubair bercerita kepada kami, ia berkata, “Aku mendengar Abu Umamah Al- Bahili berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Jaminlah aku dengan enam perkara, maka aku akan menjamin kalian dengan surga: jika salah seorang di antara kalian berbicara, maka janganlah berdusta, jika dipercaya, maka janganlah mengkhianati, jika berjanji, maka janganlah menyelisihi, jagalah pandangan kalian, tahanlah tangan kalian dan jagalah farji kalian.” (HR. Ath-Thabarani)

Ibnu Al-Hushain bercerita kepada kami, ia berkata, “Ibnu Al-Mudzhib bercerita kepada kami, ia berkata, “Ahmad bin Ja’far bercerita kepada kami, ia berkata, “Abdullah bin Ahmad bercerita kepada kami, ia berkata, “Ayahku bercerita kepadaku, ia berkata, “Husain bin Muhammad bercerita kepada kami, ia berkata, “Jarir bercerita kepada kami dari Ayyub dari Al-Hakam bin Utaibah dari Ibnu Abbas dari saudaranya Al-Fadhl, ia berkata, “Aku membonceng Rasulullah dari Jamak sampai Mina. Di tengah perjalanan, beliau bertemu dengan seorang Badui yang memboncengkan puterinya yang cantik. Beliau menyertai perjalanannya.” Ia berkata, “Aku melihat perempuan cantik tadi, lalu beliau menoleh kepadaku dan memalingkan wajahku dari wajah perempuan tersebut. Kemudian aku kembali melihatnya, lalu beliau menoleh kepadaku dan memalingkan wajahku dari wajahnya. Kemudian aku kembali memandangnya dan beliau memalingkan wajahku dari wajahnya. Beliau melakukan itu sampai tiga kali.” (HR. Imam Ahmad)

Ibnu Nashir bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Bakar Asy-Syairazi bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Abdirrahman As-Sullami bercerita kepada kami, ia berkata, “Abdul Wahid bin Bakar Al-Wartsani bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Al-Azhar Al-Mayafariqini bercerita kepada kami, ia berkata, “Aku mendengar Fath bin Syakhraf berkata, “Abdullah bin Khabiq berkata kepadaku, “Wahai orang Khurasan, sesungguhnya hanya ada empat, tidak ada lainnya: matamu, lisanmu, hatimu dan nafsumu. Perhatikanlah matamu, jangan kamu gunakan untuk melihat perkara yang tidak halal, perhatikanlah lisanmu, jangan kamu gunakan untuk mengucapkan sesuatu yang diketahui Allah menyelisihi hatimu, perhatikanlah hatimu, janganlah ada iri dan dengki di dalamnya terhadap salah seorang dari kaum muslimin, perhatikanlah nafsumu, janganlah nafsumu menyukai kejahatan. Jika kamu tidak memelihara empat sifat ini, maka letakkanlah debu-debu di kepalamu, sesungguhnya kamu telah celaka.”

Muhammad bin Abdil Baqi bercerita kepada kami, ia berkata, “Ahmad bin Ahmad bin Hambal bercerita kepada kami, ia berkata, “Harun bin Abdillah bercerita kepada kami, ia berkata, “Sayyar bercerita kepada kami, ia berkata, “Ja’far bercerita kepada kami, ia berkata, “Malik bin Dinar bercerita kepada kami, ia berkata, “Nabi Dawud Alaihi Salam berkata, “Wahai orang- orang yang bertakwa, kemarilah, maka akan aku ajari kalian dengan takut kepada Allah. Siapa pun di antara kalian yang menginginkan hidup dan melihat amal-amal shaleh, maka hendaklah menjaga kedua matanya dari memandang sesuatu yang buruk dan lisannya dari mengucapkan kedustaan. Sesungguhnya Allah Melihat kepada orang-orang yang jujur dan Dia Maha Mendengar mereka.”

Muhammad bin Nashir bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Bakar Asy-Syairazi bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Abdirrahman As-Sullami bercerita kepada kami, ia berkata, “Aku mendengar Abu Bakar Muhammad bin Abdillah Ar-Razi berkata, “Aku mendengar Abu Al-Abbas Al-Farghani berkata, “Aku mendengar Al-Junaid berkata, “Aku mendengar As-Sariy berkata, “Aku mendengar Makruf Al-Karkhi berkata, “Jagalah pandangan kalian walaupun hanya melihat kambing betina!”

Al-Muhammadan Ibnu Nashir dan Ibnu Abdil Baqi bercerita kepada kami, mereka berdua berkata, “Hamd bin Ahmad bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Nuaim Ahmad bin Abdillah bercerita kepada kami, ia berkata, “Ahmad bin Ishaq bercerita kepada kami, ia berkata, “Ahmad bin Al-Husain Al-Anshari bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Ishmah bercerita kepada kami, ia berkata, “Aku menghadiri majelis Dzunnun Al-Mishri. Seorang pemuda di hadapannya mengimlakan sesuatu kepadanya. Lalu seorang perempuan yang cantik jelita lewat dan pemuda ini mencuri pandang terhadapnya. Dzunnun Al-Mishri memahami ini, lalu ia menolehkan pandangan pemuda dan mengucapkan syair,

Tinggalkan makhluk-makhluk yang tercipta dari air dan tanah

Sibukkanlah hatimu dengan bidadari-bidadari yang tembus pandang.

Umar bin Zhafr bercerita kepada kami, ia berkata, “Ja’far bin Ahmad bercerita kepada kami, ia berkata, “Abdul Aziz bin Ali bercerita kepada kami, ia berkata, “Ali bin Abdillah bercerita kepada kami, ia berkata, “Al-Khuldi bercerita kepada kami, ia berkata, “Aku mendengar Al-Junaid berkata, “Kerahkanlah pikiranmu hanya kepada Allah, jagalahmu matamu yang kamu gunakan untuk pikiranmu hanya kepada Allah, jagalahmu matamu yang kamu gunakan untuk memandang Allah dari memandang selain Allah sehingga kamu jatuh dari pandangan Allah.”

Ibnu Nashir bercerita kepada kami, ia berkata, “Abdul Qadir bin Muhammad bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Bakar Muhammad bin Ali Al-Khayyat bercerita kepada kami, ia berkata, “Ibnu Abi Al-Fawaris bercerita kepada kami, ia berkata, “Ahmad bin Ja’far bin Muslim bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Bakar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdil Khaliq bercerita kepada kami, ia berkata, “Abu Bakar Al-Marwazi bercerita kepada kami, ia berkata, “Aku berkata kepada Abu Abdillah Ahmad bin Hambal, “Seorang laki-laki bertaubat dan mengucapkan, “Andaikata punggungku dicambuk, maka aku tidak terjerumus dalam maksiat,” namun ia tidak menjaga pandangannya.” Ahmad bin Hambal berkata, “Taubat macam apakah ini?”

Jarir berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tak disengaja, beliau menjawab, “Palingkanlah pandanganmu.” (HR. Imam Ahmad).

Sumber: terjemahan Dzammul Hawa, Imam Adz-Dzahabi, hal 94-98