Apabila engkau mau bersahabat maka terlebih dahulu hendaklah engkau perhatikan bagaimana cara memilih sahabat.
Di dalam memilih sahabat hendaklah engkau perhatikan syarat-syarat bersahabat maka jangan engkau bersahabat kecuali dengan orang yang layak untuk dijadikan sahabat. Dalam hal ini Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu mengikut agama (cara hidup) sahabatnya. Oleh karena itu hendaklah seseorang kamu melihat terlebih dahulu siapakah yang patut dijadikan sahabat.” (HR. Abu Daud dan Tirmizi dan Baihaqi)
Maka apabila engkau mau mencari sahabat yang engkau jadikan ia sebagai pembantu di dalam menuntut ilmu dan di dalam urusan agamamu dan duniamu maka hendaklah engkau tuntut dari padanya (engkau pastikan pada dirinya) lima syarat:
1- Orang yang berakal.
Maka tidak ada kebaikan bersahabat dengan orang yang bodoh, karena akibatnya akan membawa kepada permusuhan dan menyakitkan hati. Dan paling baik yang engkau dapatkan dari padanya ialah engkau terselamat daripada mudaratnya sedangkan ia berusaha untuk membawa manfaat kepadamu karena musuh yang berakal itu lebih baik daripada sahabat yang bodoh. Di dalam hal ini Sayidina Ali bin Abi Talib R.A. pernah berkata:
Dan jangan engkau bersahabat dengan orang yang bodoh. Jauhilah dia!.
Berapa banyak orang yang jahil yang telah membinasakan orang alim ketika ia bersahabat dengannya.
2- Orang yang baik akhlaknya
Maka janganlah engkau bersahabat dengan orang yang jahat perangainya, yaitu orang yang tidak dapat mengawal dirinya ketika marah dan ketika ia dirangsang oleh nafsu syahwatnya.
3- Orang yang saleh
Maka jangan engkau bersahabat dengan orang yang fasik yang selalu mengerjakan dosa yang besar, karena orang yang takut akan Allah itu tidak mengakali dalam membuat dosa besar dan orang yang tidak takut kepada Allah tidak dapat dipercayai sepenuhnya. Bahkan pendiriannya tidak tetap, selalu berubah-ubah mengikut keadaan dan tekanan. Allah berfirman kepada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا واتبع هواهُ
“Dan jangan engkau patuh akan orang yang telah Kami lupakan akan hatinya daripada mengingati Kami dan terus sahaja mengikut hawa nafsunya.” (Al Kahfi: 28)
Maka jauhi daripada bersahabat dengan orang yang fasik karena berterusan melihat perkara-perkara yang fasik dan maksiat itu akan menghilangkan kebencianmu terhadap maksiat tersebut lalu akhirnya engkau merasa ringan memandang maksiat. Coba kamu lihat! Orang ramai menganggap mudah dosa maksiat gibah (mengumpat orang) karena mereka sudah biasa melakukan maksiat tersebut, tetapi jikalau mereka melihat seorang alim memakai cincin emas atau memakai kain sutera niscaya mereka amat mengingkarinya. Pada hal dosa gibah itu jauh lebih besar daripada dosa memakai cincin emas atau pakaian sutera.
4- Jangan bersahabat dengan orang yang tamak dunia. Jangan engkau bersahabat dengan orang yang tamak dunia. karena bersahabat dengannya adalah racun yang dapat membunuh karena tabiat seseorang itu cepat sekali meniru dan mengikuti tabiat orang lain dan perangai yang baik cepat sekali berubah menjadi jahat, sekira-kira kita tidak menyadarinya. Maka suka sekedudukan dengan orang yang tamak pada dunia akan menambah tamakmu terhadap dunia. Dan sebaliknya suka duduk dengan orang yang zuhud akan menambah zuhudmu pada dunia.
5. Orang yang benar.
Maka jangan engkau bersahabat dengan orang yang pendusta. Barangkali ia akan menipu engkau, karena ia laksana fatamorgana yang seakan-akan mendekatkan yang jauh atau menjauhkan yang dekat.
Maka inilah lima syarat yang perlu engkau cari di dalam memilih sahabat.
Wallahualam bishshowab
Sumber: Terjemah Bidayatul Hidayah, Imam Al Ghozali, hal 163-167