Pertama, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh rahmat-Nya sangat luas kepada siapapun dan bagaimanapun keadaannya. Allah berfirman,
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّه هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53)
Kedua, jadikanlah taubat yang dilakukan tulus ikhlas kepada Allah dan jauhilah segala sesuatu yang haram atau sesuatu yang menjadikan seseorang kembali kepada keharaman. Perbanyaklah melakukan perbuatan baik karena kebaikan dapat menghilangkan keburukan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اتق الله حيثما كنت، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن
“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (Hadits riwayat Ahmad 21354, Tirmidzi 1987)
Ketiga, jika telah bertaubat kepada Allah, maka hilanglah karakteristik dan sifat pezina. Sehingga diperbolehkan untuk menikahi wanita yang terjaga kehormatannya.
Keempat, seorang yang beriman harus memiliki cita-cita yang tinggi di dalam doanya. Dia tidak berdoa supaya Allah meringankan adzabnya di neraka Jahannam. Akan tetapi, ia berdoa kepada-Nya agar Allah menyelamatkannya dari siksa api neraka dan memasukkannya ke surga. Bahkan, ia meminta kepada Allah agar merizkikan kepada-Nya surga Firdaus yang paling tinggi bersamaan dengan kesungguhannya dalam melaksanakan amal shalih dan kesungguhannya dalam bertaubat dari perbuatan buruk.
Wallahu A’lam Bish Shawab
Diterjemahkan dan diringkas dari
https://islamqa.info/ar/answers/624/التوبة-من-الفاحشة