Kapan Imam Harus Berangkat ke Masjid, Pada Awal Waktu atau Ketika Iqamah?

Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad, bahwa beliau pergi ke masjid sesaat sebelum iqamah dikumandangkan. Apabila Bilal melihat beliau, maka Bilal seketika langsung mengumandangkan iqamah. Dan terkadang, Bilal menjemput Rasulullah di rumahnya, dan keluar bersama lantas ia mengumandangkan iqamah. Dari ‘Aisyah, beliau berkata

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَكَتَ المُؤَذِّنُ بِالأُولَى مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ قَامَ، فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الفَجْرِ، بَعْدَ أَنْ يَسْتَبِينَ الفَجْرُ، ثُمَّ اضْطَجَعَ عَلَى شِقِّهِ الأَيْمَنِ، حَتَّى يَأْتِيَهُ المُؤَذِّنُ لِلْإِقَامَةِ

“Suatu saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika muadzin selesai mengumandangkan adzan pertama dari shalat Subuh, beliau lalu berdiri dan mengerjakan dua rakaat shalat sunnah qabliyah Subuh dengan cepat (ringan) setelah masuk waktu Subuh. Kemudian Rasulullah berbaring miring dengan bertopang di atas bagian kanan badan beliau hingga muadzin mengumandangkan iqamah.” (Hadits riwayat Bukhari no. 626 dan Muslim no. 736)

Dan diriwayatkan dari Jabir, ia berkata,

كانَ بلَالٌ يُؤَذِّنُ إذَا دَحَضَتْ، فلا يُقِيمُ حتَّى يَخْرُجَ النبيُّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ ،فَإِذَا خَرَجَ أَقَامَ الصَّلَاةَ حِينَ يَرَاهُ

“Dahulu Bilal melakukan azan tatkala matahari tergelincir. Tidaklah beliau menegakkan iqamah sampai apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah keluar. Apabila beliau telah keluar, Bilal pun menegakkan ikamah tatkala melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa salllam.” (Shahih Muslim, no. 606)

Imam Ibnu Rajab menerangkan hadits pertama dengan berkata, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa para sahabat Nabi Muhammad senantiasa menunggu iqamah di masa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.

“Maka adapun jika imam menunggu muadzin di rumahnya, sampai muadzin tersebut mengumandangkan adzan, lantas ia pergi ke masjid bersama dengan muadzin, kemudia muadzin tersebut mengumandangkan iqamah, dan shalat pun ditegakkan, maka hal tersebut tidaklah makruh. Karena hal tersebut sesuai dengan apa yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad.

“Sedangkan hadits Aisyah, “Kemudian Rasulullah berbaring miring dengan bertopang di atas bagian kanan badan beliau hingga muadzin mengumandangkan iqamah.” Menunjukkan bahwa iqamah harus atas seizin dari imam, atau ketika ia telah datang ke masjid. Dan ini berbeda dengan adzan yang merupakan hak seorang muadzin.” (Fathul Bari 5/353)

Imam Ibnu Utsaimin pernah ditanya mana yang lebih utama bagi imam, apakah mengakhirkan kedatangannya di masjid atau mengawalkannya? Maka beliau menjawab,

ظاهر فعل النبي صلي الله عليه وسلم أنه كان يتأخر في بيته إلى وقت الإقامة, وهذا هو الأفضل في حق الإمام، إلا أن يكون في تقدمه مصلحة كتعليم علم ونحوه

“Yang nampak dari perbuatan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam bahwa beliau mengakhirkan kedatangannya dan menunggu di rumahnya sampai waktu iqamah. Dan ini adalah yang paling utama dari hak nya seorang imam. Kecuali jika disana terdapat mashlahat seperti mengajarkan ilmu, maka ia mengawalkan kedatangannya.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 15/180)

Wallahu A’lam Bish Shawab

Sumber: diringkas dan diterjemahkan dari

https://islamqa.info/ar/answers/373808/ متى-يدخل-الامام-المسجد-واذا-بكر-قبل-الاقامة-هل-يجلس-او-يظل-واقفا