حدثنا عمرو بن عباس قال حدثنا عبد الرحمن قال حدثنا سفيان عن أبى إسحاق قال سمعت عبد الرحمن بن ابزى قال قال داود كن لليتيم كالأب الرحيم واعلم أنك كما تزرع كذلك تحصد ما أقبح الفقر بعد الغنى وأكثر من ذلك أو أقبح من ذلك الضلالة بعد الهدى وإذا وعدت صاحبك فأنجز له ما وعدته فإن لا تفعل يؤرث بينك وبينه عداوة وتعوذ بالله من صاحب إن ذكرت لم يعنك وإن نسيت لم يذكرك
Telah mengabarkan kepada kami Ammar bin Abbas, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdurrahman, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, ia berkata, aku mendengar Abdurrahman bin Abzi mengatakan, Dawud berkata, “Terhadap anak yatim, jadilah kamu seperti seorang ayah yang penyayang. Ketahuilah sebagaimana kamu menanam, tentu kamu memetik buahnya. Sungguh jelek kefakiran setelah kaya, tetapi lebih jelek daripada itu adalah kesesatan setelah mendapat petunjuk. Apabila kamu berjanji kepada temanmu, maka tepatilah janjimu, jika tidak, maka akan terjadi permusuhan antara kamu dengannya. Berlindunglah kepada Allah dari seorang teman yang apabila kamu mengingatkannya dia tidak mau membantumu, dan apabila kamu lupa dia tidak mengingatkanmu.”
(Hadits shahih, Abu Nu’aim menyebutkannya dalam Al-Hilyah ( 3/71) dan menurut Al-Albani hadits ini shahih dalam kitabnya Takhrij Ahadits Al-Adabul Mufrad (138)).
Pelajaran dari Hadits
- Kafilul yatim (orang yang menanggung kebutuhan anak yatim) hendaknya menjadikan dirinya seperti seorang bapak kepada anaknya.
- Besarnya pahala menanggung kebutuhan anak yatim
- Anjuran beramal dan meninggalkan angan-angan
- Sesat setelah mendapat petunjuk itu lebih buruk daripada miskin setelah kaya
- Menyelisihi janji termasuk dari perbuatan kemunafikan dan itu tidak disukai
- Keutamaan sahabat yang shaleh. Yang membantu saudaranya ketika ingat terhadap kebaikan dan mengingatkannya bila lupa
- Anjuran untuk menghindari sahabat yang buruk. Yang bila ketika ingat kebaikan, dia tidak membantu dan bila lupa dia tidak mengingatkan.
Sumber: Syarkh Adabul Mufrad, Husain bin Audah Al-Awayisyah