Menjenguk Bayi (Anak Kecil)

 حدثنا حجاج قال حدثنا حماد عن عاصم الأحول عن أبى عثمان النهدي عن أسامة بن زيد أن صبيا لابنة رسول الله صلى الله عليه وسلم ثقل فبعثت أمه إلى النبي صلى الله عليه وسلم إن ولدى في الموت فقال للرسول اذهب فقل لها إن لله ما أخذ وله ما أعطى وكل شيء عنده إلى أجل مسمى فلتصبر ولتحتسب فرجع الرسول فأخبرها فبعثت اليه تقسم عليه لما جاء فقام النبي صلى الله عليه وسلم في نفر من أصحابه منهم سعد بن عبادة فأخذ النبي صلى الله عليه وسلم الصبي فوضعه بين ثندوتيه ولصدره قعقعة كقعقعة الشنة فدمعت عينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال سعد أتبكى أنت رسول الله فقال إنما أبكى رحمة لها ان الله لا يرحم من عباده إلا الرحماء

Telah mengajarkan kepada kami Hajjaj, Telah mengajarkan kepada kami Hammad dari Ashim Al Ahwal dari Abi Utsman An-Nahdi dari Usamah dari Yazid bahwa cucu beliau dari seorang puterinya sakit keras maka ibunya mengutus seseorang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam memberitahu bahwa putranya hampir mati. Rasulullah lalu berkata, “Katakan kepada ibunya

إن لله ما أخذ وله ما أعطى وكل شيء عنده إلى أجل مسمى فلتصبر ولتحتسب

“Sesungguhnya milik Allah apa yang Dia ambil, dan milik-Nya pula apa yang Dia beri. Setiap sesuatu telah ditentukan ajalnya di sisi-Nya, suruh ia bersabar  dan mengharap pahala dari-Nya.“

 Orang yang diutusnya itu lalu kembali dan mengabarkan apa yang telah dikatakan Nabi shallahu ‘alahi wa sallam. Ia mengutusnya lagi ke nabi  dan memberikan bayinya itu kepada Nabi setelah beliau datang. Nabi berdiri di tengah para sahabatnya di antaranya terdapat Sa’ad bin Ubadah. Nabi lalu mengambil anak itu dan meletakkan di dadanya dan pada dada bayi itu terdengar suara gemertak gigi, lalu berlinanglah air mata beliau. Sa’ad kemudian berkata, “Engkau menangis padahal Engkau seorang Rasulullah?” Beliau menjawab, “Aku  menangis karena kasih sayangku kepadanya.Sesungguhnya Allah tidak memberi kasih sayangNya kecuali kepada orang-orang yang memiliki kasih sayang. (HR Bukhari, Muslim, dan An Nasai).

Penjelasan ucapan Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam

إن لله ما أخذ وله ما أعطى وكل شيء عنده إلى أجل مسمى فلتصبر ولتحتسب

“Sesungguhnya milik Allah apa yang Dia ambil, dan milik-Nya pula apa yang Dia beri. Setiap sesuatu telah ditentukan ajalnya di sisi-Nya, suruh ia bersabar  dan mengharap pahala dari-Nya.“

Kata lillahi maa akhada (milik Allah apa yang Dia ambil) lebih didahulukan daripada kata maa a’tha (apa yang Dia berikan) menunjukkan bahwa Allah berhak mengambil apa yang telah Dia berikan. Apa yang akan Allah ambil itu adalah milik-Nya. Maka seseorang tidak perlu putus asa (terkejut) ketika sebuah barang diambil pemilikNya. Yang ada pada dirinya hanyalah titipan, maka tidak perlu shock ketika titipan itu diambil pemiliknya.

Setiap sesuatu telah ditentukan ajalnya. Maksudnya apa yang telah Allah berikan dan apa yang telah Allah ambil atau yang lebih umum dari itu. Semuanya ada batas waktunya.

Hendaknya dia  bersabar dan menharap pahala. Maksudnya hendaklah dia meniatkan dengan kesabarannya itu untuk mendapatkan pahala dari Allah dan dikatagorkan sebagai amal shaleh.

Pelajaran yang bisa diambil

  1. Anjuran agar menjenguk anak kecil atau orang yang ada di bawahnya yang tengah sakit. Manfaat dari penjengukan ini adalah untuk memberi doa, menggembirakan keluarganya, dan sebagai bentuk kasih sayang dan ketawadhuan.
  2. Diperbolehkan meminta kepada orang yang memliki keutamaan untuk datang kepada dirinya berharap doa dan keberkahannya
  3. Diperbolehkan bertakziyah atau menjenguk orang sakit tanpa izin. Berbeda dengan walimah.
  4. Anjuran agar memberi nasehat kesabaran kepada orang yang mendapatkan musibah.
  5. Anjuran berkasih sayang kepada makhluk Allah dan ancaman berhati keras dan sulit menangis.
  6. Menangis itu adalah rahmah. Diperbolehkan seseorang menangis selama itu bukan ratapan.

Sumber:

Syarkah Adabul Mufrad, Husain bin Audah Al Awayisyah
Taudhih Adabul Mufrad, Fahdlullah Al Jailani