Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah memaki Tubba’ (nama orang shaleh), karena ia telah masuk Islam,” (Shahih, Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah [2423]).
Kandungan Bab:
- Larangan mencela dan memaki Tubba’, terlebih lagi Allah telah men-cela kaumnya, Allah SWT berfirman, “Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik ataukah kaum Tubba ‘ dan orang-orang yang sebelum mereka. Kami telah membinasakdn mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa,” (Ad-Dukhaan: 37).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Dan penduduk Aikah serta kaum Tubba’, semuanya telah mendustakan Rasul-Rasul, maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan,” (Qaaf: 14).
Barangkali ada yang mengira bahwa Tubba’ sama seperti kaumnya. Padahal tidak demikian, bahkan ia telah masuk Islam. Telah diriwayatkan secara shahih dari ‘Aisyah r.a. bahwa ia berkata, “Tubba’ adalah seorang pria yang shalih. Tidakkah engkau lihat, Allah mencela kaumnya dan tidak mencela dirinya,” (Shahih, HR al-Hakim [11/450]).
- Hadits ini merupakan dalil bahwa barangsiapa ingin memahami al-Qur’an, maka mustahil dapat memahaminya tanpa as-Sunnah yang shahih dan tanpa merujuk kepada pemahaman Salafush Shalih yang awal r.a.
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 2/554-555.