Ilmu Kita Bisa Jadi Bumerang Bagi Diri Kita

Mengamalkan ilmu yang sudah di pelajari adalah wajib, beramal shalih haruslah mempunyai ilmu yang shahih. beramal tanpa ilmu maka akan menghasilkan amalan yang sia-sia.

Allah Azza wa Jalla sangat murka kepada hamba-Nya yang mengajarkan ilmu tapi dia sendiri tidak mengamalkan, Allah berfirman :

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS. Ash-Shaff: 2-3)

Tabi’in al Imam ‘Amir asy Sya’bi rahimahullah berkata :

“Penduduk surga yang sudah berada di surga kelak akan melongok kepada suatu kaum yang menghuni neraka sambil bertanya :

“Mengapa kalian bisa berada di neraka padahal dulu kami bisa beramal kebaikan disebabkan ilmu yang kalian ajarkan kepada kami?

Lantas mereka pun menjawab :
“Sesungguhnya kami dulu mengajarkan ilmu kepada kalian, namun kami tidak mengamalkannya…”

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya:

Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar-putar seperti keledai memutari penggilingannya. Lantas penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya, “Wahai fulan, ada apa denganmu? Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada yang kebaikan dan yang melarang kami dari kemungkaran?” Dia menjawab, “Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yang mengerjakannya.” (HR. Bukhari no. 3267 dan Muslim no. 2989)

Maka sudah selayaknya ketika kita mendapatkan ilmu , agar semampu kita untuk mengamalkannya. Agar tidak termasuk golongan yang akan di lemparkan ke dalam api neraka, Na’udzubillah min dzaliik 

 

 

Sumber: Az Zuhd Lil Imam Ahmad oleh Imam Ahmad bin Hanbal