Diantara Sebab Memperoleh Ampunan

Ibnu Rojab al-Hanbalî rahimahullâhu berkata :

من أسباب المغفرة الاستغفار، ولو عظمت الذنوب، وبلغت الكثرة عنان السماء، وهو: السحاب، وقيل: ما انتهى إليه البصر منها.

Diantara sebab diperolehnya ampunan adalah dengan beristighfar (memohon ampunan), meski betapa besarnya dan betapa banyaknya dosa hingga mencapai langit, yaitu setinggi awan, atau sepanjang ujung pandangan mata.

وفي الحديث: (لو أخطأتم حتى بلغت خطاياكم ما بين السماء والأرض، ثم استغفرتم الله لغفر لكم).

Di dalam sebuah hadits dikatakan : “Sekiranya engkau melakukan dosa hingga dosamu memenuhi langit dan bumi, kemudian kamu beristighfar kepada Allâh, niscaya Allâh ‘kan mengampuni dirimu.”

والاستغفار: طلب المغفرة، والمغفرة: هي وقاية شر الذنوب مع سترها.

Istighfar itu adalah memohon maghfiroh (ampunan), sedangkan maghfiroh itu sendiri adalah melindungi keburukan dosa beserta menutupinya.

وقد كثر في القرآن ذكر الاستغفار، فتارة يؤمر به، وتارة يمدح أهله، كقوله:(والمستغفرين بالأسحار)، وتارة يذكر أن الله يغفر لمن استغفره، كقوله تعالى:(ومن يعمل سوءا أو يظلم نفسه ثم يستغفر الله يجد الله غفورا رحيما)

Banyak ayat di dalam al-Qur’ân yang menyebutkan kata istighfar, terkadang dalam bentuk perintah dan terkadang dalam bentuk pujian bagi pelakunya. Seperti firman-Nya :

(الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ)

“Dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar.” (QS Ali Imran : 17)

Kadang kala disebutkan bahwa Allâh mengampuni orang yang beristighfar kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya Ta’âlâ :

(وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا)

“Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [QS An-Nisa’ 110]

وكثيراً ما يقرن الاستغفار بذكر التوبة، فيكون الاستغفار حينئذ عبارة عن طلب المغفرة باللسان، والتوبة عبارة عن الإقلاع عن الذنوب بالقلوب والجوارح.

Seringkali kata istighfar itu disertai dengan penyebutan kata taubat, sehingga dalam kondisi seperti ini (yaitu ketika kata istighfar dan taubat disebut bersamaan), maka kata istighfar itu bermakna memohon ampunan dengan lisan, sedangkan taubat bermakna menahan diri dari dosa dengan hati dan anggota tubuh.

ويروى عن لقمان – عليه السلام – أنه قال لابنه: يا بني عود لسانك: اللهم اغفر لي، فإن لله ساعات لا يرد فيها سائلاً.

Dikisahkan dari Luqman alaihis Salam bahwa beliau berkata kepada puteranya : “Wahai anakku, biasakan lisanmu mengucapkan : Ya Allâh ampunilah aku. Karena sesungguhnya Allah itu memiliki waktu² yang saat itu tidak ditolak permintaan orang yang meminta.”

وقال الحسن: أكثروا من الاستغفار في بيوتكم، وعلى موائدكم، وفي طرقكم، وفي أسواقكم، وفي مجالسكم أينما كنتم، فإنكم ما تدرون متى تنزل المغفرة.

Al-Hasan (al-Bashri) berkata : “Perbanyaklah istighfar di rumah² kalian, di tempat pertemuan, jalanan, pasar, majelis dan dimana saja kalian berada. Karena sesungguhnya kalian tidak tahu kapan ampunan Allâh itu turun.”

 

 

Sumber: Jami’ul ‘Ulum wal Hikam oleh Ibnu Rajab Al-Hambali