Menyambut Ramdhan

Sebagai umat islam semestinyalah kita sambut Ramadhan dengan rasa gembira dan bahagia karena bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan, merupakan bulan maghfiroh, rahmat dan menuai pahala serta sarana menjadi orang yang bertaqwa.  Karena itu kita butuh persiapan layaknya menyambut tamu istimewa.

Generasi salafush sholih, mereka selalu mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Sebagian ulama salaf mengatakan,

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ

Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama  6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.” (Lathaif Al-Ma’aarif)

Tindakan mereka ini merupakan perwujudan kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan, permohonan dan bentuk ketawakkalan mereka kepada-Nya. Tentunya, mereka tidak hanya berdo’a, namun persiapan menyambut Ramadhan mereka iringi dengan berbagai amal ibadah.

Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadan adalah bulan memanen tanaman. Barangsiapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiram pada bulan Sya’ban, bagaimana dia akan memanen di bulan Ramadan.” (Lathaaiful Ma’arif hal. 130.)

Persiapan menyambut Ramadhan

  1. Berdoa kepada Alloh Azza wa jalla sebagaimana yang dicontohkan para ulama salafusshalih. Mereka berdoa dengan sungguh-sungguh agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan (Lathaif Al-Maaarif:)

2. Menuntaskan qodho shoum Ramadhan tahun lalu

3. Persiapan keilmuan (memahami fiqih shoum/ Ramadhan).

Mu’adz bin Jabal r.a berkata: ”Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”.

Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.

Oleh karena itu, suatu amal perbuatan tanpa dilandasi ilmu, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya. Maka dalam hal ini, hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui cara berpuasa yang benar sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw.

  1. Persiapan jiwa dan spiritual

Penyucian jiwa (Tazkiyatun nafs) dengan berbagai amal ibadah dapat melahirkan keikhlasan, kesabaran, ketawakkalan, dan amalan-amalan hati lainnya yang akan menuntun seseorang kepada jenjang ibadah yang berkualitas. Salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spritual untuk menyambut Ramadhan adalah dengan jalan melatih dan memperbanyak ibadah  di bulan sebelumnya, minimal di bulan Sya’ban ini seperti memperbanyak puasa Sunnah, membaca Al Quran, memperbanyak sholat sunnah termasuk sholat qiyamullail, dll.

Juga dengan memperbanyak bertaubat dengan taubatan nasuha.  Sambut Ramadhan dengan tekad meninggalkan dosa.

  1. Persiapan fisik dengan menjaga kesehatan dan persiapan harta untuk infaq, sedekah dan zakat, juga untuk nafkah keluarga yang ditinggal bila itikaf
  2. Buat agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari keutamaan bulan Ramadhan. Bertekadlah mengisi setiap detiknya dengan ketaatan, dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Alloh.

Barang siapa yang jujur kepada Alloh, maka Alloh akan mudahkan dan membantunya dalam melaksanakan agendanya.

Akhirnya, hanya dengan persiapan yang baiklah yang akan mendapat hasil yang baik, dan demikian pula sebaliknya. Semoga Alloh azza wajalla memberikan kesempatan kepada kita untuk mempersiapkan diri di bulan Sya’ban ini, hingga memperoleh hasil yang maksimal di akhir Ramadhan.

Allah ta’ala berfirman,

وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لأعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ ٤٦)

Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At Taubah: 46).