Allah Subhanhu wa Ta’alaa berfirman,
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap kali mereka diberi rizki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 25)
Bahwa di surga semua buah-buahnya sangat mirip. Buah-buahan pertama tidaklah lebih baik daripada buah-buahan kedua dan ketiga serta seterusnya. Buah-buahan surga juga tidak mengalami seperti apa yang dialami buah-buahan dunia, tua dan ayu. Semua sama baiknya dan antara satu dengan lainnya terdapat kemiripan yang sulit dibedakan.
Hasan berkata, “Semua buah-buahan surga sama baiknya dan tidak ada cacat di dalamnya. Tidakkah kalian perhatikan bahwa buah-buahan dunia bagaimana kalian mengatakannya jelak pada buah-buahan tertentu. Sedang buah-buahan surga, maka tidak ada satu pun yang jelek.
Qatadah berkata, “Buah-buahan surga semuanya baik dan tidak ada cacat di dalamnya. Sedang buah-buahan dunia, belum tentu. Ada kalanya baik dan adakalanya buruk.” Mujahid berkata, “Buah-buahan surga sama warnanya tapi tidak sama rasanya.”
Ibnu Wahab berkata, bahwa Abdurrahman bin Zaid berkata, bahwa penghuni surga telah mengenali nama-nama buah-buah surga tersebut seperti halnya mereka kenal di dunia. Namun rasa buahnya berbeda dengan rasa buah di dunia.” Ibnu Jarir menyetujui pendapat ini. Allah ta’alaa berfirman,
“Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai. Dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat.” (Al-Haqqah: 21-23)
Maksudnya, bahwa buah-buahan tersebut sangat rendah dan dekat dengan orang yang siap mengambilnya dan ia pun mengambilnya dengan mudah kapanpun ia mau. Allah ta’alaa berfirman,
“Dan naungan (pohon-pohon surga) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.” (Al-Insan: 14)
Ibnu Abbas berkata, “Apabila penghuni surga tertarik memetik buah surga. Maka buah-buahan tersebut mendekat kepadanya hingga ia bisa mengambil mana yang ia sukai.” Allah ta’alaa berfirman,
“Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (Ar-Rahmaan: 68)
Disebutkannya kurma dan delima secara khusus di antara sekian banyak buah-buahan yang ada menandakan kelebihan dua jenis buah tersebut dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Abu Khaitsamah berkata, bahwa berkata kepada kami Abdullah bin Ja’far yang berkata, bahwa berkata kepada kami Ubaidillah yang berkata bahwa, berkata kepada kami Ibnul Aqil dari Jabir bin Abdullah Radliyallahu ‘anhumaa yang berkata,
“Ketika kami tengah mengerjakan shalat zhuhur, tiba-tiba Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maju ke depan dan kami pun ikut maju ke depan. Lantas beliau seperti berusaha meraih sesuaut untuk diambilnya kemudian mundur ke tempatnya semula. Usai shalat, Ubai bin Ka’ab bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, pada shalat kali ini baginda mengerjakan sesuatu yang baru yang tidak pernah anda kerjakan sebelumnya pada shalat-shalat yang lain?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga dan seisinya berupa bunga-bunya dan panorama indah diperlihatkan kepadaku. Kemudian aku berusaha meraih anggur agar bisa aku tunjukkan kepada kalian. Namun itu terhalang dariku. Jika saja aku bisa membawanya kepada kalian, maka anggur tersebut cukup dimakan seluruh penguni langit dan bumi dan mereka tidak merasa kekurangan.”
Ibnu Mubarak berkata, “Bahwa berkata kepada kami Sufyan dari Hammad dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas yang berkata, ‘Buah-buahan surga seperti anggur. Ia lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu, lebih lembut daripada tepung dan di dalamnya tidak ada bijinya.”
Sumber: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. “Hadil Arwaah ila Bilaadil Afraah” atau “Tamasya ke Surga“. Terj. Fadhil Bahri, Lc. Bekasi: Darul Falah. 2015