Allah ta’alaa berfirman,
“Dan orang-orang yang gugur di jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal perbuatan mereka. Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memberkahi keadaan mereka. Dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenalkan-Nya kepada mereka.” (Muhammad: 4-6)
Mujahid berkata, “Penghuni surga langsung mengetahui rumah-rumah dan huniannya masing-masing. Mereka tidak salah masuk ke dalamnya seolah-olah telah menempatinya semenjak mereka diciptakan dan tidak perlu penunjuk jalan.”
Ibnu Abbas berkata dalam riwayat Abu Shalih, “Mereka lebih pahan terhadap tempat tinggalnya daripada peserta shalat jum’at yang hendak pulang kerumahnya usai shalat jum’at.”
Hasan al-Bashri berkata, “Allah menerangkan ciri-ciri rumah-rumah kepada mereka sejak masih di dunia. Jika mereka memasukinya, maka mereka mengenalnya berdasarkan ciri-ciri tersebut.”
Dalam Shahih Bukhari disebutkan hadits dari Qatadah dari Abu Sa’id al-Khudri Radliyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika orang-orang beriman dikeluarkan dari neraka, maka mereka tertahan di jembatan antara surga dan neraka. Di situ mereka diqishash atas kezhaliman yang terjadi di antara mereka ketika di dunia. Ketika mereka sudah bersih, maka mereka diizinkan masuk surga. Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, sesungguhnya salah seorang di antara mereka lebih kenal terhadap rumahnya di surga daripada rumahnya di dunia.” (Riwayat Bukhari dan Ahmad)
Dalam sanad hadits lain, hadits dari Abu Huraidah Radliyallahu ‘anhu yang berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Dzat yang mengutusku dengan membawa kebenaran, kalian di dunia tidak lebih tahu dari kondisi dan rumah kalian daripada penghuni surga terhadap istri-istri dan rumah-rumah mereka jika mereka telah masuk ke dalamnya.”
Sambutan Bagi Penghuni Surga
Allah ta’alaa berfirman,
“(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat.” (Maryam: 85)
Ibnu Abu Dunya berkata, bahwa berkata kepada kami Muhammad bin Umar bin Sulaiman yang berkata, bahwa berkata kepada kami Muhammad bin Fudhail dari Abdurrahan bin Ishaq dari Nu’man bin Sa’ad tentang ayat ini.
Nu’man bin Sa’ad berkata, “Demi Allah, perutusan tersebut tidak dikumpulkan dengan berjalan kaki. Namun mereka datang dengan mengendarai unta yang tidak pernah dilihat oleh makhluk mana pun. Di atas unta terdapat pelana dari emas dan taringnya adalah batu permata. Mereka menaikinya hingga tiba di pintu surga.”
Abu Nu’aim berkata, bahwa berkata kepada kami Abu Salamah dari Dhahhak yang berkata, “Jika orang beriman masuk ke dalam surga, maka masuklah di depannya satu malaikat yang menggandengnya menyusuri jalan-jalan surga. Malaikat bertanya, ‘Apa yang anda lihat?’ orang tersebut menjawab, ‘Aku melihat banyak sekali istana dan kudapati semuanya dari emas dan perak serta semuanya bersikap ramah.’ Malaikat berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya ini semua aku kumpulkan khusus untuk anda.’ Ketika di atas, maka ia disambut oleh para malaikat dari semua pintu dan dari setiap tempat. Para malaikat berkata, ‘Kami semua adalah milik anda.’ Malaikat berkata ‘Jalanlah terus!’ setelah itu berkata, ‘Apa yang anda lihat?’ orang tersebut menjawab, ‘Aku lihat banyak sekali perkemahan dan kudapati semuanya dari tenda-tenda dan semuanya bersikap ramah.’ Malaikat berkata, ‘Sesungguhnya ini semua aku kumpulkan khusus untuk anda.’ Tatkala tiba di tempat yang lebih tinggi lagi, ia disambut oleh para malaikat dan mereka berkata, ‘Kami adalah milik anda. Kami adalah milik anda.’”
Sumber: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. “Hadil Arwaah ila Bilaadil Afraah” atau “Tamasya ke Surga“. Terj. Fadhil Bahri, Lc. Bekasi: Darul Falah. 2015